Dunia semakin maju,, namun bukan berarti para
cewek bebas dari penyakit,, Oleh karenanya perlu
dilakukan emansipasi demi terhindar dari penyakit
tersebut,,, loe liat aja penyakit2 cewek di bawah
ini :
1. Nangisuitis
Akibat terlalu sensitif. Gejalanya bibir
cemberut,mata kedip-kedip. Efek sampingnya
mata bengkak, saputangan banjir, hidung meler,
bawaannya ngurung diri atau terkena penyakit
Curhatitis A. Penyakit ini bisa diobati dengan obat
Tegaridol, OBH (Obat Berhati Hamba).
2. Curhatitis B
Bawaanya pengen nyerocos, Efek samping
rahasia orang bisa bocor, terkena
Nangisuitis,Penyakit ini bisa diarahkan positif jika
ia bercuhatitisnya ke orang yang tepat, apalagi
sama Tuhan.
3. Shooping Syndrome
Gejalanya pengen jalan mulu, mata melotot, Efek
sampingnya lidah ngiler, mulut nganga, dompet
jadi tipis. Jika sudah masuk stadium 4 (parah
banget) dompet cowoknya ikut tipis. Coba minum
hematcold atau tablet PD (Pengendalian Diri).
4. Cerewetisme
Lebih parah dari Curhatitis B, tidak mengandung
titik koma. Efek samping muncrat, telinga
tetangga budek, dada cowoknya bisa jadi lebih
halus karena sering mengelus. Lebih cepat makan
pil dengar dan minum tablet bicara lebih
diperlambat.
5. Lamanian Dandanitos
Pengennya diem depan cermin. Tangan kiri gatel-
gatel pengen pegang sisir, tangan kanan kram-
kram pengen teplok-teplok pipi pake bedak. Efek
samping: menor, telat, cowoknya berkarat, gak
kebagean makanan. Minum segera Sari Bawak
(Bagi Waktu) dan Taperi (tambah percaya diri).
Buat cowok minum Toleransikipil 230 sendok
sehari sesudah dan sebelum mandi.
6. Cemburunotomy
Gejala muka lonjong, tangan mengepal, ali
menukik. Coba cegah dengan obat sirup
prasangka baik tiga sendok sehari, Pil
pengertianm dan tablet selidiki dahulu.
7. Ngambekilation
Gejala hampir sama dengan Cemburubotomy,,
Cuman Mukanya lebih brekele.. Kerut abiezzz gitu
deh..... Minum Sabaron dan Bersyukurinis.
Friday, June 10, 2011
Tuesday, June 7, 2011
Mengapa Anak Perempuan Main Boneka, Anak Laki-laki Tidak?
Apakah ada aturan tertulis yang mengatakan bahwa anak perempuan harus bermain dengan boneka dan anak laki-laki bermain dengan senjata-senjataan? Sepertinya tidak ada. Meski tidak ada keharusan semacam itu, secara alamiah anak perempuan memang tertarik dengan boneka karena memang anak perempuan terprogram untuk begitu, bukan karena ada stereotip tertentu.
Para peneliti menemukan kecenderungan alamiah tersebut melalui penelitian terhadap anak-anak simpanse. Ternyata, anak-anak simpanse di hutan liar bermain mirip manusia. Anak-anak simpanse yang berlainan jenis kelamin itu sama-sama diberikan tongkat sebagai mainannya. Anak simpanse perempuan akan memperlakukan tongkat seperti boneka, meniru ibunya yang menggendong anak bayi simpanse.
Hasil penelitian tersebut menerangkan anak perempuan suka bermain dengan boneka sementara anak lelaki tidak, bukan karena stereotip sosial, tetapi lebih kepada kecenderungan biologis. Richard Wrangham, dari Harvard University mengatakan, "Ini merupakan bukti awal dari spesies binatang liar yang mengungkapkan perbedaan obyek mainan dari pria dan wanita." Penelitian sebelumnya menunjukkan akan adanya pengaruh biologis dalam pemilihan mainan atas monyet yang dikurung, bukan monyet liar yang hidup di alam liar.
Ketika para simpanse muda ini diberikan mainan manusia, simpanse perempuan cenderung memilih mainan seperti boneka, sementara yang lelaki memilih mainan lain, seperti mobil-mobilan. Penelitian ini merupakan hasil observasi terhadap simpanse di Kibale National Park, Uganda.
Hasil riset yang diterbitkan dalam Current Biology ini menemukan 4 cara para simpanse bermain dengan tongkat tersebut, yakni; sebagai alat untuk mencungkil dan melihat lubang apakah mengandung madu atau air, sebagai mainan atau senjata dalam menghadapi lawan saat bertarung atau saat bermain, dan untuk dibawa-bawa.
Menurut Wrangham, "Kami pikir, jika tongkat itu diperlakukan seperti boneka, simpanse betina akan membawa tongkat itu lebih sering ketimbang yang jantang, dan akan berhenti membawanya ketika mereka sudah memiliki bayi sendiri. Kini kami tahu, kedua poin tersebut benar adanya."
Anak-anak simpanse perempuan kadang membawa stik mereka ke dalam sarang tempat mereka beristirahat dan kadang bermain dengan stik tersebut dalam bentuk bermain dengan rasa seperti keibuan. Namun, para peneliti masih belum yakin, apakah kebiasaan membawa-bawa stik tersebut adalah bagian dari permainan yang berlaku bagi semua simpanse, atau hanya sebagai "tradisi sosial yang baru saja terjadi" dalam grup studi tersebut.
Jika ini hanyalah sebuah tindakan unik dari simpanse yang diteliti ini saja, maka ini bisa berarti, perbedaan kecenderungan permainan ini hanya berupa tradisi lokal saja, seperti lagu-lagu untuk anak-anak dan mainan manusia yang berbeda dari satu daerah ke daerah lain. Jika memang begitu, ini berarti sifat simpanse terhadap tradisi memang sangat mirip manusia.
Sumber: www.kompas.com
Para peneliti menemukan kecenderungan alamiah tersebut melalui penelitian terhadap anak-anak simpanse. Ternyata, anak-anak simpanse di hutan liar bermain mirip manusia. Anak-anak simpanse yang berlainan jenis kelamin itu sama-sama diberikan tongkat sebagai mainannya. Anak simpanse perempuan akan memperlakukan tongkat seperti boneka, meniru ibunya yang menggendong anak bayi simpanse.
Hasil penelitian tersebut menerangkan anak perempuan suka bermain dengan boneka sementara anak lelaki tidak, bukan karena stereotip sosial, tetapi lebih kepada kecenderungan biologis. Richard Wrangham, dari Harvard University mengatakan, "Ini merupakan bukti awal dari spesies binatang liar yang mengungkapkan perbedaan obyek mainan dari pria dan wanita." Penelitian sebelumnya menunjukkan akan adanya pengaruh biologis dalam pemilihan mainan atas monyet yang dikurung, bukan monyet liar yang hidup di alam liar.
Ketika para simpanse muda ini diberikan mainan manusia, simpanse perempuan cenderung memilih mainan seperti boneka, sementara yang lelaki memilih mainan lain, seperti mobil-mobilan. Penelitian ini merupakan hasil observasi terhadap simpanse di Kibale National Park, Uganda.
Hasil riset yang diterbitkan dalam Current Biology ini menemukan 4 cara para simpanse bermain dengan tongkat tersebut, yakni; sebagai alat untuk mencungkil dan melihat lubang apakah mengandung madu atau air, sebagai mainan atau senjata dalam menghadapi lawan saat bertarung atau saat bermain, dan untuk dibawa-bawa.
Menurut Wrangham, "Kami pikir, jika tongkat itu diperlakukan seperti boneka, simpanse betina akan membawa tongkat itu lebih sering ketimbang yang jantang, dan akan berhenti membawanya ketika mereka sudah memiliki bayi sendiri. Kini kami tahu, kedua poin tersebut benar adanya."
Anak-anak simpanse perempuan kadang membawa stik mereka ke dalam sarang tempat mereka beristirahat dan kadang bermain dengan stik tersebut dalam bentuk bermain dengan rasa seperti keibuan. Namun, para peneliti masih belum yakin, apakah kebiasaan membawa-bawa stik tersebut adalah bagian dari permainan yang berlaku bagi semua simpanse, atau hanya sebagai "tradisi sosial yang baru saja terjadi" dalam grup studi tersebut.
Jika ini hanyalah sebuah tindakan unik dari simpanse yang diteliti ini saja, maka ini bisa berarti, perbedaan kecenderungan permainan ini hanya berupa tradisi lokal saja, seperti lagu-lagu untuk anak-anak dan mainan manusia yang berbeda dari satu daerah ke daerah lain. Jika memang begitu, ini berarti sifat simpanse terhadap tradisi memang sangat mirip manusia.
Sumber: www.kompas.com
Penyakit: 4. Kejang Jantung (Angina Pectoris)
Angina pectoris adalah rasa yang sangat nyeri, menusuk-nusuk, dan sangat menekan dada. Kadang-kadang nyeri itu juga terasa dibagian lain seperti di bahu kiri, lengan, dan rahang. Hal ini disebabkan oleh pembuluh nadi tajuk jantung (coronary artery) yang tidak sanggup lagi mencukupi persediaan darah ke otot jantung. Biasanya penyakit ini timbul jika seseorang melakukan pekerjaan dengan memaksakan diri, seperti naik tangga yang tinggi.
Sebenarnya angina pectori ini adalah sejenis penyakit jantung ringan dengan penyebab utamanya adalah karena adanya kotoran-kotoran di dalam darah dari jenis makanan yang dimakan, misalnya makanan berlemak.
Resep Jus:
Sumber: Cara Alami Menakhlukkan 99 Jenis Penyakit, Terapi Jus dan Diet. Nainngolan, Dr. R. A.
Sebenarnya angina pectori ini adalah sejenis penyakit jantung ringan dengan penyebab utamanya adalah karena adanya kotoran-kotoran di dalam darah dari jenis makanan yang dimakan, misalnya makanan berlemak.
Resep Jus:
- Pagi: Wortel 1 gelas, bayam 1/2 gelas
- Siang: Wortel 1 gelas, cellery 1/2 gels, dan bayam 1/3 gelas
- Sore: Wortel 1 gelas, beet 1/3 gelas, dan timun 1/3 gelas
Sumber: Cara Alami Menakhlukkan 99 Jenis Penyakit, Terapi Jus dan Diet. Nainngolan, Dr. R. A.
Monday, June 6, 2011
Ajari Anak Sholat
Alhamdulillah, umur 2 tahun azkia sudah bisa diajak sholat. Lengkap ikuti gerakan ayah ibunya waktu sholat. Kebiasaan ini berawal dari kepepet. Kepepet karena sering ganggu ibunya waktu sholat. Pertama kali diajak sholat, ada saja tingkahnya yang bikin sholat jadi tidak bisa konsen. kepepet karena tidak ada yang jagain waktu ibunya lagi sholat (pas ayahnya kerja),,,ya akhirnya walau ganggu tetap diajak saja yang penting dianya tidak nangis (pikir saya waktu itu).
Setelah hampir 2 bulan dengan rutinitas yang sama, akhirnya azkia sudah bisa mengerti kalau sholat itu bukan saatnya untuk bermain. Alhamdulillah,,,,,,,,,,,,
Bisa diajak sholat di rumah bahkan sudah bisa menirukan gerakan-gerakan sholat, si ayah dengan PDnya ajak azkia ke mushola dekat rumah. Pertama kali diajak ke mushola, dianya tidak ganggu. Apa yang terjadi? Azkia nangis, nangis tanpa suara tetapi keluar air mata. Duhhhh,,,kasian mungkin dia malu atau takut dengan orang-orang di mushola atau mungkin dia kaget berada di tempat yang menurutnya asing.
Besoknya lagi si ayah masih dengan telatennya ngajak dia ke mushola lagi,,,begitu lagi, nangis lagi. Besoknya diajak lagi,,,akhirnya selang 1 minggu azkia sudah tidak asing lagi dengan tempat itu dan alhamdulillah dia ikuti gerakan sholat itu sampai selesai.
Sampai sekarang setiap maghrib dan isyak (jika belum tidur) azkia ikut jamaah di mushola,,,,,
Terimakasih Ya Allah semoga kelak jadi anak yang sholihah dan selalu ingat akan kebesaran-Mu. Amiiiin
Setelah hampir 2 bulan dengan rutinitas yang sama, akhirnya azkia sudah bisa mengerti kalau sholat itu bukan saatnya untuk bermain. Alhamdulillah,,,,,,,,,,,,
Bisa diajak sholat di rumah bahkan sudah bisa menirukan gerakan-gerakan sholat, si ayah dengan PDnya ajak azkia ke mushola dekat rumah. Pertama kali diajak ke mushola, dianya tidak ganggu. Apa yang terjadi? Azkia nangis, nangis tanpa suara tetapi keluar air mata. Duhhhh,,,kasian mungkin dia malu atau takut dengan orang-orang di mushola atau mungkin dia kaget berada di tempat yang menurutnya asing.
Besoknya lagi si ayah masih dengan telatennya ngajak dia ke mushola lagi,,,begitu lagi, nangis lagi. Besoknya diajak lagi,,,akhirnya selang 1 minggu azkia sudah tidak asing lagi dengan tempat itu dan alhamdulillah dia ikuti gerakan sholat itu sampai selesai.
Sampai sekarang setiap maghrib dan isyak (jika belum tidur) azkia ikut jamaah di mushola,,,,,
Terimakasih Ya Allah semoga kelak jadi anak yang sholihah dan selalu ingat akan kebesaran-Mu. Amiiiin
Maafkan Ibu
06 Juni 2011
Azkia,,,,,maafkan ibu ya sayang,,,hari ini ibu bersalah padamu,,,hiks hiks
Hanya karena sesuatu yang sepele.
Ibu berjanji tidak akan mengulanginya lagi,,,
Love u,,,,,mmmmuach,,,
Jadi anak yang sholihah ya nak.
Azkia,,,,,maafkan ibu ya sayang,,,hari ini ibu bersalah padamu,,,hiks hiks
Hanya karena sesuatu yang sepele.
Ibu berjanji tidak akan mengulanginya lagi,,,
Love u,,,,,mmmmuach,,,
Jadi anak yang sholihah ya nak.
Sunday, June 5, 2011
Brokoli, Pelawan Kanker Sahabat Wanita
Beberapa jenis sayur dan buah telah terbukti mampu mencegah penyebaran sel kanker, salah satu yang tak terkalahkan adalah brokoli. Sayuran berwarna hijau pekat ini memiliki kandungan antioksidan yang membantu menetralisir senyawa karsinogen.
Brokoli mengandung zat-zat yang merangsang detoksifikasi enzim yang membantu tubuh secara alami melenyapkan penyebab kanker dan toksin yang berbahaya.
Indole-3-carbinol, zat yang ditemukan dalam brokoli, bahkan sangat baik untuk menjaga kesehatan wanita. Riset-riset menunjukkan, zat ini mengurangi risiko kanker payudara dan kanker serviks, serta membantu menekan aktivitas sel-sel kanker yang sudah ada. Si hijau ini juga sarat flavonoid kemprefol, yang melindungi tubuh melawan kanker ovarium.
Kelebihan brokoli bukan hanya itu karena ia juga sumber asam folat, vitamin B yang dibutuhkan untuk membentuk dan melindungi DNA, memproduksi sel darah, pembentukan sel-sel baru, dan mensintesis protein. Asam folat juga berkaitan dengan berkurangnya risiko kanker pada orang dewasa.
Ada beberapa alasan mengapa brokoli adalah sayuran yang penting untuk kesehatan perempuan. Pertama, asam folat merupakan zat yang penting untuk ibu hamil untuk perkembangan sistem saraf janin dan mencegah cacat otak dan sumsum tulang belakang.
Kedua, penelitian menunjukkan, wanita lebih rentan terhadap depresi dibanding laki-laki dan depresi berkaitan erat dengan kekurangan asam folat. Kabar baiknya, meningkatkan asupan asam folat efektif untuk meningkatkan level serotonin dan mengurangi gejala-gejala depresi.
Tambahan bonus lainnya, brokoli merupakan sumber serat, vitamin C, K, E, dan A, serta berbagai mineral penting. Selain itu, sebagai diuretik alami, brokoli membantu mengurangi gejala kembung dan retensi cairan menjelang menstruasi.
Untuk rasa dan nutrisi yang optimal, disarankan untuk mengolah brokoli dengan cara dikukus tidak lebih dari lima menit atau sampai warnanya agak hijau terang. Tambahkan minyak zaitun murni, lemon, atau garam untuk memberi rasa.
Sumber: www.kompas.com
Brokoli mengandung zat-zat yang merangsang detoksifikasi enzim yang membantu tubuh secara alami melenyapkan penyebab kanker dan toksin yang berbahaya.
Indole-3-carbinol, zat yang ditemukan dalam brokoli, bahkan sangat baik untuk menjaga kesehatan wanita. Riset-riset menunjukkan, zat ini mengurangi risiko kanker payudara dan kanker serviks, serta membantu menekan aktivitas sel-sel kanker yang sudah ada. Si hijau ini juga sarat flavonoid kemprefol, yang melindungi tubuh melawan kanker ovarium.
Kelebihan brokoli bukan hanya itu karena ia juga sumber asam folat, vitamin B yang dibutuhkan untuk membentuk dan melindungi DNA, memproduksi sel darah, pembentukan sel-sel baru, dan mensintesis protein. Asam folat juga berkaitan dengan berkurangnya risiko kanker pada orang dewasa.
Ada beberapa alasan mengapa brokoli adalah sayuran yang penting untuk kesehatan perempuan. Pertama, asam folat merupakan zat yang penting untuk ibu hamil untuk perkembangan sistem saraf janin dan mencegah cacat otak dan sumsum tulang belakang.
Kedua, penelitian menunjukkan, wanita lebih rentan terhadap depresi dibanding laki-laki dan depresi berkaitan erat dengan kekurangan asam folat. Kabar baiknya, meningkatkan asupan asam folat efektif untuk meningkatkan level serotonin dan mengurangi gejala-gejala depresi.
Tambahan bonus lainnya, brokoli merupakan sumber serat, vitamin C, K, E, dan A, serta berbagai mineral penting. Selain itu, sebagai diuretik alami, brokoli membantu mengurangi gejala kembung dan retensi cairan menjelang menstruasi.
Untuk rasa dan nutrisi yang optimal, disarankan untuk mengolah brokoli dengan cara dikukus tidak lebih dari lima menit atau sampai warnanya agak hijau terang. Tambahkan minyak zaitun murni, lemon, atau garam untuk memberi rasa.
Sumber: www.kompas.com
Saturday, June 4, 2011
Oseng Manisa (Labu Siam)
Ehm,,,,,,,,,Bangun pagi jam 04.30 selalu bingung dengan menu masakan. Kali ini bangun agak kesiangan jam 05.00, agak santai dikit karena si ayah libur. Setiap sabtu minggu alhamdulillah bisa bangun agak siang. Setelah lihat barang dagangan di tetangga sebelah, sempet bingun masak apa ya di hari sabtu ini? Akhirnya saya putuskan masak oseng manisa saja dueh,,,,orang malang nyebutnya (oseng rambusa).
Biasanya manisa ini sering disajikan saat hajatan dan dibumbui sambal goreng, tetapi si ayah agak kurang suka kalau pakai bumbu sambal goreng,,,yah akhirnya nemu ide ini "Oseng Manisa". Masaknya pun simpel, tidak ribet, dan yang pasti rasanya tidak kalah mantep,,, hehehe. Agak PD dikit tidak apa-apalah,,,karena memasak sesuatu kalau kitanya tidak percaya diri pasti rasanya kurang nancap.
Oseng manisa ini bumbunya hampir sama dengan menu oseng-oseng lainnya,,,disimak y bunda menunya:
Bahan:
NB: Maaf ya bunda gambar belum sempat ambil karena langsung ludes. gambar di atas diambil dari tetesanairmata.multiply.com.
Biasanya manisa ini sering disajikan saat hajatan dan dibumbui sambal goreng, tetapi si ayah agak kurang suka kalau pakai bumbu sambal goreng,,,yah akhirnya nemu ide ini "Oseng Manisa". Masaknya pun simpel, tidak ribet, dan yang pasti rasanya tidak kalah mantep,,, hehehe. Agak PD dikit tidak apa-apalah,,,karena memasak sesuatu kalau kitanya tidak percaya diri pasti rasanya kurang nancap.
Oseng manisa ini bumbunya hampir sama dengan menu oseng-oseng lainnya,,,disimak y bunda menunya:
Bahan:
- Manisa atau labu siam 1/2 kg (harga 2000)
- Air sesuai selera
- Udang ebi 2sendok makan)
- Bawang merah 6 buah
- Bawang putih 3 buah
- Daun jeruk 2 lembar
- Laos 1 ruas
- Garam, Gula secukupnya
- Cabai merah besar 1 buah (iris serong)
- Cabai rawit 6 buah (iris-iris), (untuk yang selera pedas)
- Tomat 1 buah
- Kecap manis 3 sendok makan
- Minyak goreng 4 sendok makan
- Cuci bersih manisa yang sudah di potong2 bentuk memanjang dan kasih garam sedikit agar getah dalam manisa bisa luntur. Cuci juga udang ebi sampai bersih.
- Panaskan minyak goreng dalam wajan.
- Cincang kasar semua bumbu kecuali laos dan daun jeruk (untuk laos di geprek aje ye), lalu masukkan dalam wajan.
- Oseng bumbu sampai harum.
- Masukkan irisan tomat dan udang ebi, lalu oseng lagi kurang lebih 3 menit.
- Masukkan 200ml air,
- Setelah air mendidih masukkan kecap manis dan manisa, lalu tutup rapat dan tunggu sampai manisa empuk dan matang sambil sesekali diaduk.
- Setelah matang taburi bawang goreng diatasnya,,,,,,,,,,,,
NB: Maaf ya bunda gambar belum sempat ambil karena langsung ludes. gambar di atas diambil dari tetesanairmata.multiply.com.
Friday, June 3, 2011
Number Puzzle
Akhirnya saya menemukannya. Itulah mainan number puzzle yang sudah lama saya cari di toko mainan anak. Memang banyak sih mainan jenis ini di toko-toko yang saya kunjungi, tetapi saya tidak cocok dengan modelnya. Baru kemarin nemuin yang model ini, ternyata di toko mainan deket rumah ada yang menjual, langsung ambil deh. Alhamdulillah azkia suka. (bentuk modelnya seperti pada gambar).
Mengapa saya menyukai model yang ini? Hemat. Selain harganya murah, 1 mainan ini bisa mencakup 4 aspek, yaitu: Belajar mengenal angka, warna, berhitung dengan bahasa inggris. Baru beberapa hari main puzzle ini, azkia sudah bisa memasangnya (dengan menghafal warna dan angka). Tetapi dia belum bisa menghitung berapa jumlah obyeknya. Ayo semangat belajar ya azkia,,,,,,,,
Mengapa saya menyukai model yang ini? Hemat. Selain harganya murah, 1 mainan ini bisa mencakup 4 aspek, yaitu: Belajar mengenal angka, warna, berhitung dengan bahasa inggris. Baru beberapa hari main puzzle ini, azkia sudah bisa memasangnya (dengan menghafal warna dan angka). Tetapi dia belum bisa menghitung berapa jumlah obyeknya. Ayo semangat belajar ya azkia,,,,,,,,
Dalam dunia anak-anak terdapat berbagai jenis permainan, salah satu jenis permainan yang bermanfaat bagi anak dan bersifat edukatif adalah puzzle. Puzzle merupakan permainan yang membutuhkan kesabaran dan ketekunan anak dalam merangkainya. Dengan terbiasa bermain puzzle, lambat laun mental anak juga akan terbiasa untuk bersikap tenang, tekun, dan sabar dalam menyelesaikan sesuatu. Kepuasan yang didapat saat ia menyelesaikan puzzle pun merupakan salah satu pembangkit motifasi untuk mencoba hal-hal yang baru baginya.
Puzzle sudah bisa dimainkan oleh anak berusia 10 bulan, tentunya dengan kepingan gambar (puzzle) yang sedikit dan tingkat kesulitannya lebih mudah. Untuk awal, kenalkan anak anda dengan puzzle sederhana yang terdiri dari sebuah keping saja, misalnya gambar ikan. Jadi si kecil hanya memasukkan satu buah kepingan gambar tersebut kedalam lubangnya. Makin tinggi usia anak, biasanya tingkat kesulitan lebih rumit. Dari yang hanya satu kepingan gambar, kemudian menjadi sebuah gambar yang dipotong menjadi 2, 3, 4 dan seterusnya. Semakin banyak gambar dan kepingan gambarnya, semakin tinggi tingkat kesulitannya.
Yang perlu diperhatikan orang tua adalah kemampuan tiap anak berbeda. Biasanya anak yang sejak dini sudah dikenalkan dengan puzzle akan lebih mahir dan terbiasa bermain puzzle. Oleh karena itu, para orang tua yang akan memilih puzzle untuk anaknya, jangan berdasarkan umur, tetapi bergantung kepada kemampuan si buah hati. Umumnya, anak-anak yang kuat kemampuan visualnya, akan lebih mudah dan cepat menyelesaikan permainan ini.
Yang perlu diperhatikan orang tua adalah kemampuan tiap anak berbeda. Biasanya anak yang sejak dini sudah dikenalkan dengan puzzle akan lebih mahir dan terbiasa bermain puzzle. Oleh karena itu, para orang tua yang akan memilih puzzle untuk anaknya, jangan berdasarkan umur, tetapi bergantung kepada kemampuan si buah hati. Umumnya, anak-anak yang kuat kemampuan visualnya, akan lebih mudah dan cepat menyelesaikan permainan ini.
Manfaat bermain puzzle
permainan puzzle memiliki banyak manfaat untuk buah hati anda, yaitu :
permainan puzzle memiliki banyak manfaat untuk buah hati anda, yaitu :
- Meningkatkan kemampuan berpikir dan membuat anak belajar berkonsentrasi. Saat bermain puzzle, anak akan melatih sel-sel otaknya untuk mengembangkan kemampuan berpikirnya dan berkonsentrasi untuk menyelesaikan potongan-potongan kepingan gambar tersebut.
- Melatih koordinasi tangan dan mata. Puzzle dapat melatih koordinasi tangan dan mata anak untuk mencocokkan keping-keping puzzle dan menyusunnya menjadi satu gambar. Puzzle juga membantu anak mengenal dan menghapal bentuk.
- Meningkatkan Keterampilan Kognitif. Keterampilan kognitif (cognitive skill) berkaitan dengan kemampuan untuk belajar dan memecahkan masalah. Puzzle adalah permainan yang menarik bagi anak balita karena anak balita pada dasarnya menyukai bentuk gambar dan warna yang menarik. Dengan bermain puzzle anak akan mencoba memecahkan masalah yaitu menyusun gambar.
- Belajar bersosialisasi. Dua anak yang bermain bersama-sama tentunya butuh diskusi untuk merancang kepingan-kepingan gambar dari puzzle tersebut. Anak yang lebih besar akan merasa senang jika dapat membantu anak yang lebih kecil, sebaliknya pun begitu, jadi akan tercipta suasana yang nyaman dan terciptanya interaksi ketika bermain.
Tugas Orangtua
Tugas anda sebagai orang tua adalah mendampingi mereka dan memberikan kesempatan pada anak anda untuk berusaha sendiri menyelesaikan puzzle tersebut. Bila si kecil mengalami kesulitan, anda bisa memberikan arahan kepada anak anda. Namun apabila si kecil sudah mulai terlihat frustasi dan tidak bisa melanjtukan permainannya, anda bisa menawarkan untuk menghentikan permainannya dan ajak ia beristirahat atau melakukan aktivitas yang lain. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan anak anda belum sampai ke tingkat kesulitan seperti itu, lain waktu anda bisa memberi puzzle yang tingkat kesulitannya lebih mudah. Jika anak anda berhasil menyelesaikan puzzle tersebut, berikanlah ia pujian. Kemudian tanyakanlah seputar gambar yang telah berhasil ia selesaikan, untuk mengetahui sejauh apa dia memahami gambar tersebut.
Tugas anda sebagai orang tua adalah mendampingi mereka dan memberikan kesempatan pada anak anda untuk berusaha sendiri menyelesaikan puzzle tersebut. Bila si kecil mengalami kesulitan, anda bisa memberikan arahan kepada anak anda. Namun apabila si kecil sudah mulai terlihat frustasi dan tidak bisa melanjtukan permainannya, anda bisa menawarkan untuk menghentikan permainannya dan ajak ia beristirahat atau melakukan aktivitas yang lain. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan anak anda belum sampai ke tingkat kesulitan seperti itu, lain waktu anda bisa memberi puzzle yang tingkat kesulitannya lebih mudah. Jika anak anda berhasil menyelesaikan puzzle tersebut, berikanlah ia pujian. Kemudian tanyakanlah seputar gambar yang telah berhasil ia selesaikan, untuk mengetahui sejauh apa dia memahami gambar tersebut.
Sumber: www.kafebalita.com
Bagi yang Akan, Sedang, dan Bosan Menikah
Baitijannati. Sebuah kecenderungan yang dimiliki kaum wanita pada umumnya adalah berbagi rasa, berbagi kesedihan dan kebahagian dengan shahabat terdekat mereka. Dan obrolan yang tidak jarang kita dapati adalah obrolan yang menyangkut permasalah cinta, anak dan keluarga (baca:suami) . Mulai dari yang ingin sekali menggenapkan dien, berusaha mengatasi permasalah yang terjadi dalam kehidupan pernikahan atau keinginan untuk meminta cerai. Tulisan berikut patut dibaca oleh siapapun yang akan menikah, dalam masa kehidupan pernikahan dan juga yang sudah bosan untuk menikah (berfikir untuk bercerai).
Beberapa TIPS
Bagi siapapun yang sudah beristri atau bersuami pasti pernah merasa bosan, suntuk, marah, jengkel, ataupun gelisah melihat suami atau sesaat setelah mendapat perlakuan suami. Kejengkelan itu kadang diutarakan dalam bentuk “Aksi diam” atau terkadang dengan teriakan marah bahkan ada yang sampai mencaci dan mengungkit kekurangan dan kesalahan suami di masa lampau. Jika hal ini dibiarkan maka akan bisa mendorong kepada tindakan yang melapau batas, rasa kalut, marah dan putus asa akan bisa berubah menjadi tindakan nekat seperti kabur dari rumah sampai sampai usaha mengakhiri hidup (baca: bunuh diri)
Sebelum itu semua terjadi, tolong renungkan sebentar dan pertanyakan diri kita sendiri, sudahkah kita mengikuti beberapa cara berfikir dan bertindak seperti berikut:
- Pastikan pasangan kita tahu kalo kita sedang marah dan kecewa terhadapnya, karena pasangan kita bukanlah ahli ramal yang bias membaca pikiran orang. Jika kita tidak menyampaikan isi hati kita maka sampai kapanpun pasangan kita tidak akan mengerti kenapa kita kecewa kepadanya
- Pastikan bahwa “amarah” kita beralasan. Tak jarang ada wanita yang marah hanya karena suami salah pencet pasta gigi, atau suami yang menaruh sepatu melintang bukannya membujur atau suami menaruh kaos kaki di dekat meja makan dan tidak dirak sepatu yang ada, atau suami yang suka tidur miring kanan bukannya miring ke kiri. Jangan marah hanya dengan alasan yang seperti ini karena hal ini hanya akan membuat kita stress sendiri, marahlah jika ada aturan Allah yang mereka langgar, marahlah jika dia berbuat haram. Sisanya…Jangan!
- Sampaikan kekecewaan/ kemarahan anda dengan cara yang bijak dan penuh cinta. Marah adalah api, api bisa membakar, kalo sudah membakar pasti ada yang hangus dan jika sudah hangus maka tidak akan bisa dikembalikan seperti sedia kala.. Artinya jika kita menyampaikan rasa marah dengan penuh kemarahan dan kebenciana maka dijamin tidak akan membawa hasil! Contoh marah yang sopan: “Kanda sayang, dinda marah kepada kanda loh, kelihatan nggak dari wajah dinda? Inginkah kanda mengetahui apa yang bikin dinda marah??â€
- Jangan marah bersama sama, karena kalo dua pasangan marah bersamaan maka rumah akan seperti hutan kebakaran, panas!! kalau pasangan kita jadi api, maka kita harus menjadi air buatnya, demikian juga sebaliknya agar panas itu segera redam, mungkin kita yang lebih sering menjadi air tapi tak mengapa karena justru nantinya keberadaan kita sebagai air akan dirindukan oleh sang api untuk mendinginkannya.
- Jangan pernah membawa bawa kesalahan tempo dulu. wanita cenderung ingat tentang kesalahan suami dari hari pertama menikah sampai berakhirnya pernikahan. Entah kenapa, sungguh menakjubkan kekuatan memori seorang wanita berkaitan dengan hal ini. Sayangnya jika sudah marah, ada sekian banyak daftar kesalahan yang harus si wanita sebutkan untuk membuat lawan bicara (baca: suami ) KO. Hal ini tidaklah patut dilakuakan seorang wanita karena kalo sebagai wanita sudah merasa ‘lebih’ benar dari suami maka isteri akan kehilangan kepercayaan dan simpati dari suami. Sampai sampai bagi suami, istri tak ubahnya sebuah ember kosong yang nyaring bunyinya setiap kali dipukul.
- Jangan pernah berangkat ke peraduan sambil memendam rasa marah yang tak terungkap. Sampaikan sebelum kita beranjak tidur, minta lah maaf jika memang perlu karena siapa tahu Allah tidak mengembalikan nyawa kita ke jasad kita kembali (baca: meninggal dunia di tempat tidur).
- Kita bisa cuek terhadap seluruh dunia tapi jangan pernah kita cuek terhadap pasangan kita sedikitpun.
- Ingatlah..bahwa dibalik suami yang sukses ada isetri yang bekerja keras tak kenal lelah untuk mendukung suaminya. Mungkin kita tidak dikenal dan diakui dunia tapi jika suami berhasil maka dunia mengakuinya bahwa sebenarnya itu adalah keberhasilan sang wanita sebagai teman hidupnya.
- Ingatlah bahwa untuk bertengkar membutuh 2 orang, Jika salah satu mengajak bertengkar dan yang lain berusaha diam dan menyingkir maka dijamin pertengkaran tidak akan terjadi.
- Jika kita berbuat salah, cobalah untuk mampu mengakuinya karena mengakui tidak membuat kita buruk di hadapan pasangan tapi justru dihargai karena kita berjiwa ksatria.
- Sekali sehari, jangan pernah lupa mengucapkan hal manis kepada pasangan kita, entah itu komentar terhdapa baju yang dia pakai, parfum, masakan atau sekedar senyum pasangan kita.
- Jangan pernah pergi ke tempat tidur tidur lebih dari 10 menit setelah pasangan kita pergi tidur.
- Ingat juga bahwa pasangan kita lebih penting dari radio, televisi dan terlebih komputer .
- Dengarkan pasangan kita dengan penuh perhatian ketika mereka berbicara, jika perlu tataplah matanya dan jangan membuang muka. karena jika kita melakukannya maka lain waktu mereka tidak akan membagi perasaannya dengan kita.
- Kenalilah jika pasangan kita memakai hal hal baru, rambut baru, baju baru, anting dan kalung dan berilah komentar.
- Jangan pernah pelit memberi pujian kepada pasangan karena kita tidak akan kehilangan apapun jika kita memuji pasangan. Justru sebaliknya, pujian akan makin memupuk rasa kasih diantara kedua pasangan.
- Jangan pernah mengumpat dan menghina pasangan kita dengan sengaja, karena tulisan bisa di hapus, tapi perkataan tidak bisa dicabut. sekali terucap, bekasnya akan selalu ada disana!
- Jangan pula mahal menyampaikan ucapan terima kasih, ucapan paling bagus adalah Jazakumullah khairan katsira, dan jangan pula malu menyampaikan isi hati kita dihadapan pasangan kita. misalkan sebelum berangkat kerja sampaikan :”I love you, Honey!” dan tidak cukup itu sampaikan pula doa untuknya : “semoga Allah memberkahi langkah mu mencari nafkah hari ini, Sayang!” atau “semoga Rezeqi yang engkau peroleh hari ini barakah, Wahai Cinta!” perlu diingat bahwa doa yang menembus langit ke tujuh dan langung diterima Allah adalah doa seorang isteri untuk suaminya.
- Ada bagusnya dibuat sebuah aturan aturan, siapa yang bangun terakhir maka dia yang merapikan tempat tidur. Memang itu tugas isteri tapi jika ada suami yang mau melakukannya untuk anda maka anda beruntung memilikinya!
- Kenali jika pasangan kita tampak capek dan kelelahan, jangan banyak bicarakan masalah dan uneg uneg kita di saat seperti ini karena kemungkinan besar kitalah yang menjadi masalah baru. Tunggulah sampai si dia reda dan berilah tanggapan serta empati atau perhatian agar kelelahan si dia bisa terkurangi, syukur kalo bisa terobati karena wajah manis kita.
- Jangan pernah mengkritisi pasangan anda di hadapan publik, tunggulah disaat kita berdua saja dengannya. lagi lagi sampaikan dengan ‘bahasa kalbu’, jangan menghakimi tetapi gunakan pertanyaan yang mampu membuat dia berfiikir lagi tentang kesalahan yang telah dia perbuat. misal:”Sayang. ...,aku melihat kamu tadi begini, menurutku kurang pas, bagaimana menurutmu?”
Last but not Least
- Ingatlah bahwa anda beruntung sudah memiliki pasangan hidup, masih banyak wanita diluar sana yang berharap bisa mendapatkan pendamping dan mereka berjanji pada diri mereka sendiri bahwa kelak mereka akan berusaha keras membahagiakan pasangan hidup mereka, so hargai nikmat Allah bagi anda yang sudah menikah!
- Janganlah kita berharap memiliki suami sempurna jika kita sendiri tidak sempurna, apakah kita sudah sehebat Bunda Khadijah R.A hingga kita ingin suami sebaik Muhammad SAW? apakah kita setangguh Fathimah bin Muhammad R.A hingga kita berharap laki laki se-sholeh Ali bin abi tholib? jawabnya ada di dalam hati anda
- Sebelum berfikir tentang perceraian dan perpisahan, carilah 100 hal buruk yang telah pasangan anda lakukan terhadap anda, jika anda menemukannya maka anda-lah yang kurang bersyukur hingga mampu melihat banyak sekali kekurangan orang lain. bagaimana dengan kekurangan anda sendiri? kalo-lah anda tidak berhasil menemukan 100 alasan maka jangan pernah terbersit kata cerai di benak anda…karena itu adalah godaan syaithan dan yang anda perlukan hanya kesabaran dalam berproses memahami pasangan anda. ingat! keberhasilan terbesar syaithan adalah jika dia berhasil memisahkan suami dan isteri (baca:cerai) .
- Jangan pernah membandingkan rumah tangga anda dengan rumah tangga orang lain, bandingkalah dengan rumah tangga Rosulullah Muahmmad SAW agar kita bisa menarik contoh dan pelajaran darinya.
- Jangan pernah anda bandingkan pasangan anda dengan pasangan orang lain karena sungguh ketika Allah sudah menjadikan pasangan itu milik anda maka itulah yang terbaik, we just need to work for adjusting to each other.
- Kalo memang anda tidak ingin suami menduakan cinta anda maka kembali ingatlah, apakah anda pernah menceritakan wanita lain kepada suami anda? jika ya? maka kemungkinan besar masalah itu anda sendiri yang mengundangnya.
- Kalo anda melihat pasangan anda tidak betah dirumah, cek kembali perilaku dan tampilan anda, bisa jadi suami pulang anda masih bau bawang goreng, suami pulang rumah acak acakan, suami pulang anak anak masih belum mandi, suami pulang setrikaan dan cucian masih menumpuk dan suami pulang anda pun tidak menyiapkan diri dengan senyuman lebar yang menenangkan.
Mari kita lakukan apa yang mustinya kita lakukan, mari kita berfikir layaknya seorang wanita muslimah berfikir…. inshaAllah rumah tangga anda berhasil.
Oleh: Yumna
Pudarnya Pesona Cleopatra
Dengan panjang lebar ibu menjelaskan, sebenarnya sejak ada dalan kandungan aku telah dijodohkan dengan Raihana yang tak pernah kukenal.”Ibunya Raihana adalah teman karib ibu waktu nyantri di pesantren Mangkuyudan Solo dulu” kata ibu.
“Kami pernah berjanji, jika dikarunia anak berlainan jenis akan besanan untuk memperteguh tali persaudaraan. Karena itu ibu mohon keikhlasanmu”, ucap beliau dengan nada mengiba.
Dalam pergulatan jiwa yang sulit berhari-hari, akhirnya aku pasrah. Aku menuruti keinginan ibu. Aku tak mau mengecewakan ibu. Aku ingin menjadi mentari pagi dihatinya, meskipun untuk itu aku harus mengorbankan diriku.
Dengan hati pahit kuserahkan semuanya bulat-bulat pada ibu. Meskipun sesungguhnya dalam hatiku timbul kecemasan-kecemasan yang datang begitu saja dan tidak tahu alasannya. Yang jelas aku sudah punya kriteria dan impian tersendiri untuk calon istriku. Aku tidak bisa berbuat apa-apa berhadapan dengan air mata ibu yang amat kucintai. Saat khitbah (lamaran) sekilas kutatap wajah Raihana, benar kata Aida adikku, ia memang baby face dan anggun.
Namun garis-garis kecantikan yang kuinginkan tak kutemukan sama sekali. Adikku, tante Lia mengakui Raihana cantik, “cantiknya alami, bisa jadi bintang iklan Lux lho, asli ! kata tante Lia. Tapi penilaianku lain, mungkin karena aku begitu hanyut dengan gadis-gadis Mesir titisan Cleopatra, yang tinggi semampai, wajahnya putih jelita, dengan hidung melengkung indah, mata bulat bening khas arab, dan bibir yang merah. Di hari-hari menjelang pernikahanku, aku berusaha menumbuhkan bibit-bibit cintaku untuk calon istriku, tetapi usahaku selalu sia-sia.
Aku ingin memberontak pada ibuku, tetapi wajah teduhnya meluluhkanku. Hari pernikahan datang. Duduk dipelaminan bagai mayat hidup, hati hampa tanpa cinta, Pestapun meriah dengan empat group rebana. Lantunan shalawat Nabipun terasa menusuk-nusuk hati. Kulihat Raihana tersenyum manis, tetapi hatiku terasa teriris-iris dan jiwaku meronta. Satu-satunya harapanku adalah mendapat berkah dari Allah SWT atas baktiku pada ibuku yang kucintai. Rabbighfir li wa liwalidayya!
Layaknya pengantin baru, kupaksakan untuk mesra tapi bukan cinta, hanya sekedar karena aku seorang manusia yang terbiasa membaca ayat-ayatNya. Raihana tersenyum mengembang, hatiku menangisi kebohonganku dan kepura-puraanku. Tepat dua bulan Raihana kubawa ke kontrakan dipinggir kota Malang.
Mulailah kehidupan hampa. Aku tak menemukan adanya gairah. Betapa susah hidup berkeluarga tanpa cinta. Makan, minum, tidur, dan shalat bersama dengan makhluk yang bernama Raihana, istriku, tapi Masya Allah bibit cintaku belum juga tumbuh. Suaranya yang lembut terasa hambar, wajahnya yang teduh tetap terasa asing. Memasuki bulan keempat, rasa muak hidup bersama Raihana mulai kurasakan, rasa ini muncul begitu saja. Aku mencoba membuang jauh-jauh rasa tidak baik ini, apalagi pada istri sendiri yang seharusnya kusayang dan kucintai. Sikapku pada Raihana mulai lain. Aku lebih banyak diam, acuh tak acuh, agak sinis, dan tidur pun lebih banyak di ruang tamu atau ruang kerja. Aku merasa hidupku ada lah sia-sia, belajar di luar negeri sia-sia, pernikahanku sia-sia, keberadaanku sia-sia.
Tidak hanya aku yang tersiksa, Raihanapun merasakan hal yang sama, karena ia orang yang berpendidikan, maka diapun tanya, tetapi kujawab “tidak apa-apa koq mbak, mungkin aku belum dewasa, mungkin masih harus belajar berumah tangga “Ada kekagetan yang kutangkap diwajah Raihana ketika kupanggil ‘mbak’, “kenapa mas memanggilku mbak, aku kan istrimu, apa mas sudah tidak mencintaiku” tanyanya dengan guratan wajah yang sedih. “wallahu a’lam” jawabku sekenanya. Dengan mata berkaca-kaca Raihana diam menunduk, tak lama kemudian dia terisak-isak sambil memeluk kakiku, “Kalau mas tidak mencintaiku, tidak menerimaku sebagai istri kenapa mas ucapkan akad nikah? Kalau dalam tingkahku melayani mas masih ada yang kurang berkenan, kenapa mas tidak bilang dan menegurnya, kenapa mas diam saja, aku harus bersikap bagaimana untuk membahagiakan mas, kumohon bukalah sedikit hatimu untuk menjadi ruang bagi pengabdianku, bagi menyempurnakan ibadahku didunia ini”. Raihana mengiba penuh pasrah. Aku menangis menitikan air mata buka karena Raihana tetapi karena kepatunganku. Hari terus berjalan, tetapi komunikasi kami tidak berjalan. Kami hidup seperti orang asing tetapi Raihana tetap melayaniku menyiapkan segalanya untukku.
Suatu sore aku pulang mengajar dan kehujanan, sampai dirumah habis maghrib, bibirku pucat, perutku belum kemasukkan apa-apa kecuali segelas kopi buatan Raihana tadi pagi, Memang aku berangkat pagi karena ada janji dengan teman. Raihana memandangiku dengan khawatir. “Mas tidak apa-apa” tanyanya dengan perasaan kuatir. “Mas mandi dengan air panas saja, aku sedang menggodoknya, lima menit lagi mendidih” lanjutnya. Aku melepas semua pakaian yang basah. “Mas airnya sudah siap” kata Raihana. Aku tak bicara sepatah katapun, aku langsung ke kamar mandi, aku lupa membawa handuk, tetapi Raihana telah berdiri didepan pintu membawa handuk. “Mas aku buatkan wedang jahe” Aku diam saja. Aku merasa mulas dan mual dalam perutku tak bisa kutahan. Dengan cepat aku berlari ke kamar mandi dan Raihana mengejarku dan memijit-mijit pundak dan tengkukku seperti yang dilakukan ibu. “Mas masuk angin. Biasanya kalau masuk angin diobati pakai apa, pakai balsam, minyak putih, atau jamu?” Tanya Raihana sambil menuntunku ke kamar. “Mas jangan diam saja dong, aku kan tidak tahu apa yang harus kulakukan untuk membantu Mas”. “Biasanya dikerokin” jawabku lirih. “Kalau begitu kaos mas dilepas ya, biar Hana kerokin” sahut Raihana sambil tangannya melepas kaosku. Aku seperti anak kecil yang dimanja ibunya. Raihana dengan sabar mengerokin punggungku dengan sentuhan tangannya yang halus. Setelah selesai dikerokin, Raihana membawakanku semangkok bubur kacang hijau. Setelah itu aku merebahkan diri di tempat tidur. Kulihat Raihana duduk di kursi tak jauh dari tempat tidur sambil menghafal Al Quran dengan khusyu. Aku kembali sedih dan ingin menangis, Raihana manis tapi tak semanis gadis-gadis mesir titisan Cleopatra.
Dalam tidur aku bermimpi bertemu dengan Cleopatra, ia mengundangku untuk makan malam di istananya. “Aku punya keponakan namanya Mona Zaki, nanti akan aku perkenalkan denganmu” kata Ratu Cleopatra. “Dia memintaku untuk mencarikannya seorang pangeran, aku melihatmu cocok dan berniat memperkenalkannya denganmu”. Aku mempersiapkan segalanya. Tepat puku 07.00 aku datang ke istana, kulihat Mona Zaki dengan pakaian pengantinnya, cantik sekali. Sang ratu mempersilakan aku duduk di kursi yang berhias berlian.
Aku melangkah maju, belum sempat duduk, tiba-tiba “Mas, bangun, sudah jam setengah empat, mas belum sholat Isya” kata Raihana membangunkanku. Aku terbangun dengan perasaan kecewa. “Maafkan aku Mas, membuat Mas kurang suka, tetapi Mas belum sholat Isya” lirih Hana sambil melepas mukenanya, mungkin dia baru selesai sholat malam. Meskipun cuman mimpi tapi itu indah sekali, tapi sayang terputus. Aku jadi semakin tidak suka sama dia, dialah pemutus harapanku dan mimpi-mimpiku. Tapi apakah dia bersalah, bukankah dia berbuat baik membangunkanku untuk sholat Isya. Selanjutnya aku merasa sulit hidup bersama Raihana, aku tidak tahu dari mana sulitnya. Rasa tidak suka semakin menjadi-jadi. Aku benar-benar terpenjara dalam suasana konyol. Aku belum bisa menyukai Raihana. Aku sendiri belum pernah jatuh cinta, entah kenapa bisa dijajah pesona gadis-gadis titisan Cleopatra.
“Mas, nanti sore ada acara qiqah di rumah Yu Imah. Semua keluarga akan datang termasuk ibundamu. Kita diundang juga. Yuk, kita datang bareng, tidak enak kalau kita yang dieluk-elukan keluarga tidak datang.” Suara lembut Raihana menyadarkan pengembaraanku pada Jaman Ibnu Hazm. Pelan-pelan ia letakkan nampan yang berisi onde-onde kesukaanku dan segelas wedang jahe. Tangannya yang halus agak gemetar. Aku dingin-dingin saja. “Maaf… maaf jika mengganggu Mas, maafkan Hana, “lirihnya, lalu perlahan-lahan beranjak meninggalkan aku di ruang kerja. “Mbak! Eh maaf, maksudku D..Din..Dinda Hana!, panggilku dengan suara parau tercekak dalam tenggorokan. “Ya Mas!” sahut Hana langsung menghentikan langkahnya dan pelan-pelan menghadapkan dirinya padaku. Ia berusaha untuk tersenyum, agaknya ia bahagia dipanggil “dinda”. “Matanya sedikit berbinar. “Te.. terima kasih Di..dinda, kita berangkat bareng kesana, habis sholat dhuhur, Insya Allah.” ucapku sambil menatap wajah Hana dengan senyum yang kupaksakan.
Raihana menatapku dengan wajah sangat cerah, ada secercah senyum bersinar dibibirnya. “Terima kasih Mas, Ibu kita pasti senang, mau pakai baju yang mana Mas, biar dinda siapkan? Atau biar dinda saja yang memilihkan ya?”. Hana begitu bahagia.
Perempuan berjilbab ini memang luar biasa, Ia tetap sabar mencurahkan bakti meskipun aku dingin dan acuh tak acuh padanya selama ini. Aku belum pernah melihatnya memasang wajah masam atau tidak suka padaku. Kalau wajah sedihnya ya. Tapi wajah tidak sukanya belum pernah. Bah, lelaki macam apa aku ini, kutukku pada diriku sendiri. Aku memaki-maki diriku sendiri atas sikap dinginku selama ini., Tapi, setetes embun cinta yang kuharapkan membasahi hatiku tak juga turun. Kecantikan aura titisan Cleopatra itu? Bagaimana aku mengusirnya. Aku merasa menjadi orang yang paling membenci diriku sendiri di dunia ini.
Acara pengajian dan qiqah putra ketiga Fatimah kakak sulung Raihana membawa sejarah baru lembaran pernikahan kami. Benar dugaan Raihana, kami dielu-elukan keluarga, disambut hangat, penuh cinta, dan penuh bangga. “Selamat datang pengantin baru! Selamat datang pasangan yang paling ideal dalam keluarga! Sambut Yu Imah disambut tepuk tangan bahagia mertua dan bundaku serta kerabat yang lain. Wajah Raihana cerah. Matanya berbinar-binar bahagia. Lain dengan aku, dalam hatiku menangis disebut pasangan ideal.
Apanya yang ideal. Apa karena aku lulusan Mesir dan Raihana lulusan terbaik dikampusnya dan hafal Al Quran lantas disebut ideal? Ideal bagiku adalah seperti Ibnu Hazm dan istrinya, saling memiliki rasa cinta yang sampai pada pengorbanan satu sama lain. Rasa cinta yang tidak lagi memungkinkan adanya pengkhianatan. Rasa cinta yang dari detik ke detik meneteskan rasa bahagia.
Tapi diriku? Aku belum bisa memiliki cinta seperti yang dimiliki Raihana. Sambutan sanak saudara pada kami benar-benar hangat. Aku dibuat kaget oleh sikap Raihana yang begitu kuat menjaga kewibawaanku di mata keluarga. Pada ibuku dan semuanya tidak pernah diceritakan, kecuali menyanjung kebaikanku sebagai seorang suami yang dicintainya. Bahkan ia mengaku bangga dan bahagia menjadi istriku. Aku sendiri dibuat pusing dengan sikapku. Lebih pusing lagi sikap ibuku dan mertuaku yang menyindir tentang keturunan. “Sudah satu tahun putra sulungku menikah, koq belum ada tanda-tandanya ya, padahal aku ingin sekali menimang cucu” kata ibuku. “Insya Allah tak lama lagi, ibu akan menimang cucu, doakanlah kami. Bukankah begitu, Mas?” sahut Raihana sambil menyikut lenganku, aku tergagap dan mengangguk sekenanya.
Setelah peristiwa itu, aku mencoba bersikap bersahabat dengan Raihana. Aku berpura-pura kembali mesra dengannya, sebagai suami betulan. Jujur, aku hanya pura-pura. Sebab bukan atas dasar cinta, dan bukan kehendakku sendiri aku melakukannya, ini semua demi ibuku. Allah Maha Kuasa. Kepura-puraanku memuliakan Raihana sebagai seorang istri. Raihana hamil. Ia semakin manis.
Keluarga bersuka cita semua. Namun hatiku menangis karena cinta tak kunjung tiba. Tuhan kasihanilah hamba, datangkanlah cinta itu segera. Sejak itu aku semakin sedih sehingga Raihana yang sedang hamil tidak kuperhatikan lagi. Setiap saat nuraniku bertanya “Mana tanggung jawabmu!” Aku hanya diam dan mendesah sedih. “Entahlah, betapa sulit aku menemukan cinta” gumamku.
Dan akhirnya datanglah hari itu, usia kehamilan Raihana memasuki bulan ke enam. Raihana minta ijin untuk tinggal bersama orang tuanya dengan alasan kesehatan. Kukabulkan permintaanya dan kuantarkan dia kerumahnya. Karena rumah mertua jauh dari kampus tempat aku mengajar, mertuaku tak menaruh curiga ketika aku harus tetap tinggal dikontrakan. Ketika aku pamitan, Raihana berpesan, “Mas untuk menambah biaya kelahiran anak kita, tolong nanti cairkan tabunganku yang ada di ATM. Aku taruh dibawah bantal, no.pinnya sama dengan tanggal pernikahan kita”.
Setelah Raihana tinggal bersama ibunya, aku sedikit lega. Setiap hari Aku tidak bertemu dengan orang yang membuatku tidak nyaman. Entah apa sebabnya bisa demikian. Hanya saja aku sedikit repot, harus menyiapkan segalanya. Tapi toh bukan masalah bagiku, karena aku sudah terbiasa saat kuliah di Mesir.
Waktu terus berjalan, dan aku merasa enjoy tanpa Raihana. Suatu saat aku pulang kehujanan. Sampai rumah hari sudah petang, aku merasa tubuhku benar-benar lemas. Aku muntah-muntah, menggigil, kepala pusing dan perut mual. Saat itu terlintas dihati andaikan ada Raihana, dia pasti telah menyiapkan air panas, bubur kacang hijau, membantu mengobati masuk angin dengan mengeroki punggungku, lalu menyuruhku istirahat dan menutupi tubuhku dengan selimut. Malam itu aku benar-benar tersiksa dan menderita. Aku terbangun jam enam pagi. Badan sudah segar. Tapi ada penyesalan dalam hati, aku belum sholat Isya dan terlambat sholat subuh. Baru sedikit terasa, andaikan ada Raihana tentu aku ngak meninggalkan sholat Isya, dan tidak terlambat sholat subuh.
Lintasan Raihana hilang seiring keberangkatan mengajar di kampus. Apalagi aku mendapat tugas dari universitas untuk mengikuti pelatihan mutu dosen mata kuliah bahasa arab. Diantaranya tutornya adalah professor bahasa arab dari Mesir. Aku jadi banyak berbincang dengan beliau tentang mesir. Dalam pelatihan aku juga berkenalan dengan Pak Qalyubi, seorang dosen bahasa arab dari Medan. Dia menempuh S1-nya di Mesir. Dia menceritakan satu pengalaman hidup yang menurutnya pahit dan terlanjur dijalani.
“Apakah kamu sudah menikah?” kata Pak Qalyubi.
“Alhamdulillah, sudah” jawabku.
“Dengan orang mana?”.
“Orang Jawa”.
“Pasti orang yang baik ya. Iya kan? Biasanya pulang dari Mesir banyak saudara yang menawarkan untuk menikah dengan perempuan shalehah. Paling tidak santriwati, lulusan pesantren. Istrimu dari pesantren?”.
“Pernah, alhamdulillah dia sarjana dan hafal Al Quran”.
“Kau sangat beruntung, tidak sepertiku”.
“Kenapa dengan Bapak?”
“Aku melakukan langkah yang salah, seandainya aku tidak menikah dengan orang Mesir itu, tentu batinku tidak merana seperti sekarang”.
“Bagaimana itu bisa terjadi?”.
Kamu tentu tahu kan gadis Mesir itu cantik-cantik, dank arena terpesona dengan kecantikanya saya menderita seperti ini. Ceritanya begini, Saya seorang anak tunggal dari seorang yang kaya, saya berangkat ke Mesir dengan biaya orang tua. Disana saya bersama kakak kelas namanya Fadhil, orang Medan juga. Seiring dengan berjalannya waktu, tahun pertama saya lulus dengan predkat jayyid, predikat yang cukup sulit bagi pelajar dari Indonesia.
Demikian juga dengan tahun kedua. Karena prestasi saya, tuan rumah tempat saya tinggal menyukai saya. Saya dikenalkan dengan anak gadisnya yang bernama Yasmin. Dia tidak pakai jilbab. Pada pandangan pertama saya jatuh cinta, saya belum pernah melihat gadis secantuk itu. Saya bersumpah tidak akan menikaha dengan siapapun kecuali dia. Ternyata perasaan saya tidak bertepuk sebelah tangan. Kisah cinta saya didengar oleh Fadhil. Fadhil membuat garis tegas, akhiri hubungan dengan anak tuan rumah itu atau sekalian lanjutkan dengan menikahinya. Saya memilih yang kedua.
Ketika saya menikahi Yasmin, banyak teman-teman yang memberi masukan begini, sama-sama menikah dengan gadis Mesir, kenapa tidak mencari mahasiswi Al Azhar yang hafal Al Quran, salehah, dan berjilbab. Itu lebih selamat dari pada dengan YAsmin yang awam pengetahuan agamanya. Tetpai saya tetap teguh untuk menikahinya. Dengan biaya yang tinggi saya berhasil menikahi YAsmin. Yasmin menuntut diberi sesuatu yang lebih dari gadis Mesir.
Perabot rumah yang mewah, menginap di hotel berbintang. Begitu selesai S1 saya kembali ke Medan, saya minta agar asset yang di Mesir dijual untuk modal di Indonesia. KAmi langsung membeli rumah yang cukup mewah di kota Medan. Tahun-tahun pertama hidup kami berjalan baik, setiap tahunnya Yasmin mengajak ke Mesir menengok orang tuanya. Aku masih bisa memenuhi semua yang diinginkan Yasmin. Hidup terus berjalan, biaya hidup semakin nambah, anak kami yang ketiga lahir, tetapi pemasukan tidak bertambah. Saya minta Yasmin untuk berhemat. Tidak setiap tahun tetapi tiga tahun sekali YAsmin tidak bisa.
Aku mati-matian berbisnis, demi keinginan Yasmin dan anak-anak terpenuhi. Sawah terakhir milik Ayah saya jual untuk modal. Dalam diri saya mulai muncul penyesalan. Setiap kali saya melihat teman-teman alumni Mesir yang hidup dengan tenang dan damai dengan istrinya. Bisa mengamalkan ilmu dan bisa berdakwah dengan baik. Dicintai masyarakat. Saya tidak mendapatkan apa yang mereka dapatkan. Jika saya pengin rending, saya harus ke warung. Yasmin tidak mau tahu dengan masakan Indonesia.
Kau tahu sendiri, gadis Mesir biasanya memanggil suaminya dengan namanya. Jika ada sedikit letupan, maka rumah seperti neraka. Puncak penderitaan saya dimulai setahun yang lalu. Usaha saya bangkrut, saya minta YAsmin untuk menjual perhiasannya, tetapi dia tidak mau. Dia malah membandingkan dirinya yang hidup serba kurang dengan sepupunya. Sepupunya mendapat suami orang Mesir.
Saya menyesal meletakkan kecantikan diatas segalanya. Saya telah diperbudak dengan kecantikannya. Mengetahui keadaan saya yang terjepit, ayah dan ibu mengalah. Mereka menjual rumah dan tanah, yang akhirnya mereka tinggal di ruko yang kecil dan sempit. Batin saya menangis. Mereka berharap modal itu cukup untuk merintis bisnis saya yang bangkrut. Bisnis saya mulai bangkit, Yasmin mulai berulah, dia mengajak ke Mesir. Waktu di Mesir itulah puncak tragedy yang menyakitkan. “Aku menyesal menikah dengan orang Indonesia, aku minta kau ceraikan aku, aku tidak bisa bahagia kecuali dengan lelaki Mesir”. Kata Yasmin yang bagaikan geledek menyambar. Lalu tanpa dosa dia bercerita bahwa tadi di KBRI dia bertemu dengan temannya. Teman lamanya itu sudah jadi bisnisman, dan istrinya sudah meninggal.
Yasmin diajak makan siang, dan dilanjutkan dengan perselingkuhan. Aku pukul dia karena tak bisa menahan diri. Atas tindakan itu saya dilaporkan ke polisi. Yang menyakitkan adalah tak satupun keluarganya yang membelaku. Rupanya selama ini Yasmin sering mengirim surat yang berisi berita bohong. Sejak saat itu saya mengalami depresi. Dua bulan yang lalu saya mendapat surat cerai dari Mesir sekaligus mendapat salinan surat nikah Yasmin dengan temannya. Hati saya sangat sakit, ketika si sulung menggigau meminta ibunya pulang”.
Mendengar cerita Pak Qulyubi membuatku terisak-isak. Perjalanan hidupnya menyadarkanku. Aku teringat Raihana. Perlahan wajahnya terbayang dimataku, tak terasa sudah dua bualn aku berpisah dengannya. Tiba-tiba ada kerinduan yang menyelinap dihati. Dia istri yang sangat shalehah. Tidak pernah meminta apapun. Bahkan yang keluar adalah pengabdian dan pengorbanan. Hanya karena kemurahan Allah aku mendapatkan istri seperti dia. Meskipun hatiku belum terbuka lebar, tetapi wajah Raihana telah menyala didindingnya. Apa yang sedang dilakukan Raihana sekarang? Bagaimana kandungannya? Sudah delapan bulan. Sebentar lagi melahirkan. Aku jadi teringat pesannya. Dia ingin agar aku mencairkan tabungannya.
Pulang dari pelatihan, aku menyempatkan ke toko baju muslim, aku ingin membelikannya untuk Raihana, juga daster, dan pakaian bayi. Aku ingin memberikan kejutan, agar dia tersenyum menyambut kedatanganku. Aku tidak langsung ke rumah mertua, tetapi ke kontrakan untuk mengambil uang tabungan, yang disimpan dibawah bantal.
Dibawah kasur itu kutemukan kertas merah jambu. Hatiku berdesir, darahku terkesiap. Surat cinta siapa ini, rasanya aku belum pernah membuat surat cinta untuk istriku. Jangan-jangan ini surat cinta istriku dengan lelaki lain. Gila! Jangan-jangan istriku “serong”?.
Dengan rasa takut kubaca surat itu satu persatu. Dan Rabbi ternyata surat-surat itu adalah ungkapan hati Raihana yang selama ini aku zhalimi. Ia menulis, betapa ia mati-matian mencintaiku, meredam rindunya akan belaianku. Ia menguatkan diri untuk menahan nestapa dan derita yang luar biasa. Hanya Allah lah tempat ia meratap melabuhkan dukanya. Dan ya… Allah, ia tetap setia memanjatkan doa untuk kebaikan suaminya. Dan betapa dia ingin hadirnya cinta sejati dariku.
“Rabbi dengan penuh kesyukuran, hamba bersimpuh dihadapan-Mu. Lakal hamdu ya Rabb. Telah muliakan hamba dengan Al Quran. Kalaulah bukan karena karunia-Mu yang agung ini, niscaya hamba sudah terperosok kedalam jurang kenistaan. Ya Rabbi, curahkan tambahan kesabaran dalam diri hamba” tulis Raihana.
Dalam akhir tulisannya Raihana berdoa “Ya Allah inilah hamba-Mu yang kerdil penuh noda dan dosa kembali datang mengetuk pintumu, melabuhkan derita jiwa ini kehadirat-Mu. Ya Allah sudah tujuh bulan ini hamba-Mu ini hamil penuh derita dan kepayahan. Namun kenapa begitu tega suami hamba tak mempedulikanku dan menelantarkanku. Masih kurang apa rasa cinta hamba padanya. Masih kurang apa kesetiaanku padanya. Masih kurang apa baktiku padanya? Ya Allah, jika memang masih ada yang kurang, ilhamkanlah pada hamba-Mu ini cara berakhlak yang lebih mulia lagi pada suamiku. Ya Allah, dengan rahmatMu hamba mohon jangan murkai dia karena kelalaiannya. Cukup hamba saja yang menderita. Maafkanlah dia, dengan penuh cinta hamba masih tetap menyayanginya. Ya Allah berilah hamba kekuatan untuk tetap berbakti dan memuliakannya. Ya Allah, Engkau maha Tahu bahwa hamba sangat mencintainya karena-Mu. Sampaikanlah rasa cinta ini kepadanya dengan cara-Mu. Tegurlah dia dengan teguran-Mu. Ya Allah dengarkanlah doa hamba-Mu ini. Tiada Tuhan yang layak disembah kecuali Engkau, Maha Suci Engkau”.
Tak terasa air mataku mengalir, dadaku terasa sesak oleh rasa haru yang luar biasa. Tangisku meledak. Dalam tangisku semua kebaikan Raihana terbayang. Wajahnya yang baby face dan teduh, pengorbanan dan pengabdiannya yang tiada putusnya, suaranya yang lembut, tanganya yang halus bersimpuh memeluk kakiku, semuanya terbayang mengalirkan perasaan haru dan cinta.
Dalam keharuan terasa ada angina sejuk yang turun dari langit dan merasuk dalam jiwaku. Seketika itu pesona Cleopatra telah memudar berganti cinta Raihana yang datang di hati. Rasa sayang dan cinta pada Raihan tiba-tiba begitu kuat mengakar dalam hatiku. Cahaya Raihana terus berkilat-kilat dimata. Aku tiba-tiba begitu merindukannya. Segera kukejar waktu untuk membagi cintaku dengan Raihana. Kukebut kendaraanku. Kupacu kencang seiring dengan air mataku yang menetes sepanjang jalan. Begitu sampai di halaman rumah mertua, nyaris tangisku meledak. Kutahan dengan nafas panjang dan kuusap air mataku.
Melihat kedatanganku, ibu mertuaku memelukku dan menangis tersedu-sedu. Aku jadi heran dan ikut menangis. “Mana Raihana Bu?”. Ibu mertua hanya menangis dan menangis. Aku terus bertanya apa sebenarnya yang telah terjadi.
“Raihana… istrimu..istrimu dan anakmu yang dikandungnya”.
“Ada apa dengan dia”.
“Dia telah tiada”.
“Ibu berkata apa!”.
“Istrimu telah meninggal seminggu yang lalu. Dia terjatuh di kamar mandi. Kami membawanya ke rumah sakit. Dia dan bayinya tidak selamat. Sebelum meninggal, dia berpesan untuk memintakan maaf atas segala kekurangan dan kekhilafannya selama menyertaimu. Dia meminta maaf karena tidak bisa membuatmu bahagia. Dia meminta maaf telah dengan tidak sengaja membuatmu menderita. Dia minta kau meridhionya”.
Hatiku bergetar hebat. “Ke…. kenapa ibu tidak memberi kabar padaku?”. “Ketika Raihana dibawa ke rumah sakit, aku telah mengutus seseorang untuk menjemputmu di rumah kontrakan, tapi kamu tidak ada. Dihubungi ke kampus katanya kamu sedang mengikuti pelatihan. Kami tidak ingin mengganggumu. Apalagi Raihana berpesan agar kami tidak mengganggu ketenanganmu selama pelatihan. Dan ketika Raihana meninggal kami sangat sedih, Jadi maafkanlah kami”.
Aku menangis tersedu-sedu. Hatiku pilu. Jiwaku remuk. Ketika aku merasakan cinta Raihana, dia telah tiada. Ketika aku ingin menebus dosaku, dia telah meninggalkanku. Ketika aku ingin memuliakannya dia telah tiada. Dia telah meninggalkan aku tanpa memberi kesempatan padaku untuk sekedar minta maaf dan tersenyum padanya. Tuhan telah menghukumku dengan penyesalan dan perasaan bersalah tiada terkira.
Ibu mertua mengajakku ke sebuah gundukan tanah yang masih baru dikuburan pinggir desa. Diatas gundukan itu ada dua buah batu nisan. Nama dan hari wafat Raihana tertulis disana. Aku tak kuat menahan rasa cinta, haru, rindu dan penyesalan yang luar biasa. Aku ingin Raihana hidup kembali.
Dunia tiba-tiba gelap semua…..
Sumber : Buku “Pudarnya Pesona Cleopatra” (Novel Psikologi Islam Pembangun Jiwa)
Karya: Habiburrahman El Shirazy (Penulis Novel best seller Ayat-ayat Cinta)
***
“Kami pernah berjanji, jika dikarunia anak berlainan jenis akan besanan untuk memperteguh tali persaudaraan. Karena itu ibu mohon keikhlasanmu”, ucap beliau dengan nada mengiba.
Dalam pergulatan jiwa yang sulit berhari-hari, akhirnya aku pasrah. Aku menuruti keinginan ibu. Aku tak mau mengecewakan ibu. Aku ingin menjadi mentari pagi dihatinya, meskipun untuk itu aku harus mengorbankan diriku.
Dengan hati pahit kuserahkan semuanya bulat-bulat pada ibu. Meskipun sesungguhnya dalam hatiku timbul kecemasan-kecemasan yang datang begitu saja dan tidak tahu alasannya. Yang jelas aku sudah punya kriteria dan impian tersendiri untuk calon istriku. Aku tidak bisa berbuat apa-apa berhadapan dengan air mata ibu yang amat kucintai. Saat khitbah (lamaran) sekilas kutatap wajah Raihana, benar kata Aida adikku, ia memang baby face dan anggun.
Namun garis-garis kecantikan yang kuinginkan tak kutemukan sama sekali. Adikku, tante Lia mengakui Raihana cantik, “cantiknya alami, bisa jadi bintang iklan Lux lho, asli ! kata tante Lia. Tapi penilaianku lain, mungkin karena aku begitu hanyut dengan gadis-gadis Mesir titisan Cleopatra, yang tinggi semampai, wajahnya putih jelita, dengan hidung melengkung indah, mata bulat bening khas arab, dan bibir yang merah. Di hari-hari menjelang pernikahanku, aku berusaha menumbuhkan bibit-bibit cintaku untuk calon istriku, tetapi usahaku selalu sia-sia.
Aku ingin memberontak pada ibuku, tetapi wajah teduhnya meluluhkanku. Hari pernikahan datang. Duduk dipelaminan bagai mayat hidup, hati hampa tanpa cinta, Pestapun meriah dengan empat group rebana. Lantunan shalawat Nabipun terasa menusuk-nusuk hati. Kulihat Raihana tersenyum manis, tetapi hatiku terasa teriris-iris dan jiwaku meronta. Satu-satunya harapanku adalah mendapat berkah dari Allah SWT atas baktiku pada ibuku yang kucintai. Rabbighfir li wa liwalidayya!
Layaknya pengantin baru, kupaksakan untuk mesra tapi bukan cinta, hanya sekedar karena aku seorang manusia yang terbiasa membaca ayat-ayatNya. Raihana tersenyum mengembang, hatiku menangisi kebohonganku dan kepura-puraanku. Tepat dua bulan Raihana kubawa ke kontrakan dipinggir kota Malang.
Mulailah kehidupan hampa. Aku tak menemukan adanya gairah. Betapa susah hidup berkeluarga tanpa cinta. Makan, minum, tidur, dan shalat bersama dengan makhluk yang bernama Raihana, istriku, tapi Masya Allah bibit cintaku belum juga tumbuh. Suaranya yang lembut terasa hambar, wajahnya yang teduh tetap terasa asing. Memasuki bulan keempat, rasa muak hidup bersama Raihana mulai kurasakan, rasa ini muncul begitu saja. Aku mencoba membuang jauh-jauh rasa tidak baik ini, apalagi pada istri sendiri yang seharusnya kusayang dan kucintai. Sikapku pada Raihana mulai lain. Aku lebih banyak diam, acuh tak acuh, agak sinis, dan tidur pun lebih banyak di ruang tamu atau ruang kerja. Aku merasa hidupku ada lah sia-sia, belajar di luar negeri sia-sia, pernikahanku sia-sia, keberadaanku sia-sia.
Tidak hanya aku yang tersiksa, Raihanapun merasakan hal yang sama, karena ia orang yang berpendidikan, maka diapun tanya, tetapi kujawab “tidak apa-apa koq mbak, mungkin aku belum dewasa, mungkin masih harus belajar berumah tangga “Ada kekagetan yang kutangkap diwajah Raihana ketika kupanggil ‘mbak’, “kenapa mas memanggilku mbak, aku kan istrimu, apa mas sudah tidak mencintaiku” tanyanya dengan guratan wajah yang sedih. “wallahu a’lam” jawabku sekenanya. Dengan mata berkaca-kaca Raihana diam menunduk, tak lama kemudian dia terisak-isak sambil memeluk kakiku, “Kalau mas tidak mencintaiku, tidak menerimaku sebagai istri kenapa mas ucapkan akad nikah? Kalau dalam tingkahku melayani mas masih ada yang kurang berkenan, kenapa mas tidak bilang dan menegurnya, kenapa mas diam saja, aku harus bersikap bagaimana untuk membahagiakan mas, kumohon bukalah sedikit hatimu untuk menjadi ruang bagi pengabdianku, bagi menyempurnakan ibadahku didunia ini”. Raihana mengiba penuh pasrah. Aku menangis menitikan air mata buka karena Raihana tetapi karena kepatunganku. Hari terus berjalan, tetapi komunikasi kami tidak berjalan. Kami hidup seperti orang asing tetapi Raihana tetap melayaniku menyiapkan segalanya untukku.
Suatu sore aku pulang mengajar dan kehujanan, sampai dirumah habis maghrib, bibirku pucat, perutku belum kemasukkan apa-apa kecuali segelas kopi buatan Raihana tadi pagi, Memang aku berangkat pagi karena ada janji dengan teman. Raihana memandangiku dengan khawatir. “Mas tidak apa-apa” tanyanya dengan perasaan kuatir. “Mas mandi dengan air panas saja, aku sedang menggodoknya, lima menit lagi mendidih” lanjutnya. Aku melepas semua pakaian yang basah. “Mas airnya sudah siap” kata Raihana. Aku tak bicara sepatah katapun, aku langsung ke kamar mandi, aku lupa membawa handuk, tetapi Raihana telah berdiri didepan pintu membawa handuk. “Mas aku buatkan wedang jahe” Aku diam saja. Aku merasa mulas dan mual dalam perutku tak bisa kutahan. Dengan cepat aku berlari ke kamar mandi dan Raihana mengejarku dan memijit-mijit pundak dan tengkukku seperti yang dilakukan ibu. “Mas masuk angin. Biasanya kalau masuk angin diobati pakai apa, pakai balsam, minyak putih, atau jamu?” Tanya Raihana sambil menuntunku ke kamar. “Mas jangan diam saja dong, aku kan tidak tahu apa yang harus kulakukan untuk membantu Mas”. “Biasanya dikerokin” jawabku lirih. “Kalau begitu kaos mas dilepas ya, biar Hana kerokin” sahut Raihana sambil tangannya melepas kaosku. Aku seperti anak kecil yang dimanja ibunya. Raihana dengan sabar mengerokin punggungku dengan sentuhan tangannya yang halus. Setelah selesai dikerokin, Raihana membawakanku semangkok bubur kacang hijau. Setelah itu aku merebahkan diri di tempat tidur. Kulihat Raihana duduk di kursi tak jauh dari tempat tidur sambil menghafal Al Quran dengan khusyu. Aku kembali sedih dan ingin menangis, Raihana manis tapi tak semanis gadis-gadis mesir titisan Cleopatra.
Dalam tidur aku bermimpi bertemu dengan Cleopatra, ia mengundangku untuk makan malam di istananya. “Aku punya keponakan namanya Mona Zaki, nanti akan aku perkenalkan denganmu” kata Ratu Cleopatra. “Dia memintaku untuk mencarikannya seorang pangeran, aku melihatmu cocok dan berniat memperkenalkannya denganmu”. Aku mempersiapkan segalanya. Tepat puku 07.00 aku datang ke istana, kulihat Mona Zaki dengan pakaian pengantinnya, cantik sekali. Sang ratu mempersilakan aku duduk di kursi yang berhias berlian.
Aku melangkah maju, belum sempat duduk, tiba-tiba “Mas, bangun, sudah jam setengah empat, mas belum sholat Isya” kata Raihana membangunkanku. Aku terbangun dengan perasaan kecewa. “Maafkan aku Mas, membuat Mas kurang suka, tetapi Mas belum sholat Isya” lirih Hana sambil melepas mukenanya, mungkin dia baru selesai sholat malam. Meskipun cuman mimpi tapi itu indah sekali, tapi sayang terputus. Aku jadi semakin tidak suka sama dia, dialah pemutus harapanku dan mimpi-mimpiku. Tapi apakah dia bersalah, bukankah dia berbuat baik membangunkanku untuk sholat Isya. Selanjutnya aku merasa sulit hidup bersama Raihana, aku tidak tahu dari mana sulitnya. Rasa tidak suka semakin menjadi-jadi. Aku benar-benar terpenjara dalam suasana konyol. Aku belum bisa menyukai Raihana. Aku sendiri belum pernah jatuh cinta, entah kenapa bisa dijajah pesona gadis-gadis titisan Cleopatra.
“Mas, nanti sore ada acara qiqah di rumah Yu Imah. Semua keluarga akan datang termasuk ibundamu. Kita diundang juga. Yuk, kita datang bareng, tidak enak kalau kita yang dieluk-elukan keluarga tidak datang.” Suara lembut Raihana menyadarkan pengembaraanku pada Jaman Ibnu Hazm. Pelan-pelan ia letakkan nampan yang berisi onde-onde kesukaanku dan segelas wedang jahe. Tangannya yang halus agak gemetar. Aku dingin-dingin saja. “Maaf… maaf jika mengganggu Mas, maafkan Hana, “lirihnya, lalu perlahan-lahan beranjak meninggalkan aku di ruang kerja. “Mbak! Eh maaf, maksudku D..Din..Dinda Hana!, panggilku dengan suara parau tercekak dalam tenggorokan. “Ya Mas!” sahut Hana langsung menghentikan langkahnya dan pelan-pelan menghadapkan dirinya padaku. Ia berusaha untuk tersenyum, agaknya ia bahagia dipanggil “dinda”. “Matanya sedikit berbinar. “Te.. terima kasih Di..dinda, kita berangkat bareng kesana, habis sholat dhuhur, Insya Allah.” ucapku sambil menatap wajah Hana dengan senyum yang kupaksakan.
Raihana menatapku dengan wajah sangat cerah, ada secercah senyum bersinar dibibirnya. “Terima kasih Mas, Ibu kita pasti senang, mau pakai baju yang mana Mas, biar dinda siapkan? Atau biar dinda saja yang memilihkan ya?”. Hana begitu bahagia.
Perempuan berjilbab ini memang luar biasa, Ia tetap sabar mencurahkan bakti meskipun aku dingin dan acuh tak acuh padanya selama ini. Aku belum pernah melihatnya memasang wajah masam atau tidak suka padaku. Kalau wajah sedihnya ya. Tapi wajah tidak sukanya belum pernah. Bah, lelaki macam apa aku ini, kutukku pada diriku sendiri. Aku memaki-maki diriku sendiri atas sikap dinginku selama ini., Tapi, setetes embun cinta yang kuharapkan membasahi hatiku tak juga turun. Kecantikan aura titisan Cleopatra itu? Bagaimana aku mengusirnya. Aku merasa menjadi orang yang paling membenci diriku sendiri di dunia ini.
Acara pengajian dan qiqah putra ketiga Fatimah kakak sulung Raihana membawa sejarah baru lembaran pernikahan kami. Benar dugaan Raihana, kami dielu-elukan keluarga, disambut hangat, penuh cinta, dan penuh bangga. “Selamat datang pengantin baru! Selamat datang pasangan yang paling ideal dalam keluarga! Sambut Yu Imah disambut tepuk tangan bahagia mertua dan bundaku serta kerabat yang lain. Wajah Raihana cerah. Matanya berbinar-binar bahagia. Lain dengan aku, dalam hatiku menangis disebut pasangan ideal.
Apanya yang ideal. Apa karena aku lulusan Mesir dan Raihana lulusan terbaik dikampusnya dan hafal Al Quran lantas disebut ideal? Ideal bagiku adalah seperti Ibnu Hazm dan istrinya, saling memiliki rasa cinta yang sampai pada pengorbanan satu sama lain. Rasa cinta yang tidak lagi memungkinkan adanya pengkhianatan. Rasa cinta yang dari detik ke detik meneteskan rasa bahagia.
Tapi diriku? Aku belum bisa memiliki cinta seperti yang dimiliki Raihana. Sambutan sanak saudara pada kami benar-benar hangat. Aku dibuat kaget oleh sikap Raihana yang begitu kuat menjaga kewibawaanku di mata keluarga. Pada ibuku dan semuanya tidak pernah diceritakan, kecuali menyanjung kebaikanku sebagai seorang suami yang dicintainya. Bahkan ia mengaku bangga dan bahagia menjadi istriku. Aku sendiri dibuat pusing dengan sikapku. Lebih pusing lagi sikap ibuku dan mertuaku yang menyindir tentang keturunan. “Sudah satu tahun putra sulungku menikah, koq belum ada tanda-tandanya ya, padahal aku ingin sekali menimang cucu” kata ibuku. “Insya Allah tak lama lagi, ibu akan menimang cucu, doakanlah kami. Bukankah begitu, Mas?” sahut Raihana sambil menyikut lenganku, aku tergagap dan mengangguk sekenanya.
Setelah peristiwa itu, aku mencoba bersikap bersahabat dengan Raihana. Aku berpura-pura kembali mesra dengannya, sebagai suami betulan. Jujur, aku hanya pura-pura. Sebab bukan atas dasar cinta, dan bukan kehendakku sendiri aku melakukannya, ini semua demi ibuku. Allah Maha Kuasa. Kepura-puraanku memuliakan Raihana sebagai seorang istri. Raihana hamil. Ia semakin manis.
Keluarga bersuka cita semua. Namun hatiku menangis karena cinta tak kunjung tiba. Tuhan kasihanilah hamba, datangkanlah cinta itu segera. Sejak itu aku semakin sedih sehingga Raihana yang sedang hamil tidak kuperhatikan lagi. Setiap saat nuraniku bertanya “Mana tanggung jawabmu!” Aku hanya diam dan mendesah sedih. “Entahlah, betapa sulit aku menemukan cinta” gumamku.
Dan akhirnya datanglah hari itu, usia kehamilan Raihana memasuki bulan ke enam. Raihana minta ijin untuk tinggal bersama orang tuanya dengan alasan kesehatan. Kukabulkan permintaanya dan kuantarkan dia kerumahnya. Karena rumah mertua jauh dari kampus tempat aku mengajar, mertuaku tak menaruh curiga ketika aku harus tetap tinggal dikontrakan. Ketika aku pamitan, Raihana berpesan, “Mas untuk menambah biaya kelahiran anak kita, tolong nanti cairkan tabunganku yang ada di ATM. Aku taruh dibawah bantal, no.pinnya sama dengan tanggal pernikahan kita”.
Setelah Raihana tinggal bersama ibunya, aku sedikit lega. Setiap hari Aku tidak bertemu dengan orang yang membuatku tidak nyaman. Entah apa sebabnya bisa demikian. Hanya saja aku sedikit repot, harus menyiapkan segalanya. Tapi toh bukan masalah bagiku, karena aku sudah terbiasa saat kuliah di Mesir.
Waktu terus berjalan, dan aku merasa enjoy tanpa Raihana. Suatu saat aku pulang kehujanan. Sampai rumah hari sudah petang, aku merasa tubuhku benar-benar lemas. Aku muntah-muntah, menggigil, kepala pusing dan perut mual. Saat itu terlintas dihati andaikan ada Raihana, dia pasti telah menyiapkan air panas, bubur kacang hijau, membantu mengobati masuk angin dengan mengeroki punggungku, lalu menyuruhku istirahat dan menutupi tubuhku dengan selimut. Malam itu aku benar-benar tersiksa dan menderita. Aku terbangun jam enam pagi. Badan sudah segar. Tapi ada penyesalan dalam hati, aku belum sholat Isya dan terlambat sholat subuh. Baru sedikit terasa, andaikan ada Raihana tentu aku ngak meninggalkan sholat Isya, dan tidak terlambat sholat subuh.
Lintasan Raihana hilang seiring keberangkatan mengajar di kampus. Apalagi aku mendapat tugas dari universitas untuk mengikuti pelatihan mutu dosen mata kuliah bahasa arab. Diantaranya tutornya adalah professor bahasa arab dari Mesir. Aku jadi banyak berbincang dengan beliau tentang mesir. Dalam pelatihan aku juga berkenalan dengan Pak Qalyubi, seorang dosen bahasa arab dari Medan. Dia menempuh S1-nya di Mesir. Dia menceritakan satu pengalaman hidup yang menurutnya pahit dan terlanjur dijalani.
“Apakah kamu sudah menikah?” kata Pak Qalyubi.
“Alhamdulillah, sudah” jawabku.
“Dengan orang mana?”.
“Orang Jawa”.
“Pasti orang yang baik ya. Iya kan? Biasanya pulang dari Mesir banyak saudara yang menawarkan untuk menikah dengan perempuan shalehah. Paling tidak santriwati, lulusan pesantren. Istrimu dari pesantren?”.
“Pernah, alhamdulillah dia sarjana dan hafal Al Quran”.
“Kau sangat beruntung, tidak sepertiku”.
“Kenapa dengan Bapak?”
“Aku melakukan langkah yang salah, seandainya aku tidak menikah dengan orang Mesir itu, tentu batinku tidak merana seperti sekarang”.
“Bagaimana itu bisa terjadi?”.
Kamu tentu tahu kan gadis Mesir itu cantik-cantik, dank arena terpesona dengan kecantikanya saya menderita seperti ini. Ceritanya begini, Saya seorang anak tunggal dari seorang yang kaya, saya berangkat ke Mesir dengan biaya orang tua. Disana saya bersama kakak kelas namanya Fadhil, orang Medan juga. Seiring dengan berjalannya waktu, tahun pertama saya lulus dengan predkat jayyid, predikat yang cukup sulit bagi pelajar dari Indonesia.
Demikian juga dengan tahun kedua. Karena prestasi saya, tuan rumah tempat saya tinggal menyukai saya. Saya dikenalkan dengan anak gadisnya yang bernama Yasmin. Dia tidak pakai jilbab. Pada pandangan pertama saya jatuh cinta, saya belum pernah melihat gadis secantuk itu. Saya bersumpah tidak akan menikaha dengan siapapun kecuali dia. Ternyata perasaan saya tidak bertepuk sebelah tangan. Kisah cinta saya didengar oleh Fadhil. Fadhil membuat garis tegas, akhiri hubungan dengan anak tuan rumah itu atau sekalian lanjutkan dengan menikahinya. Saya memilih yang kedua.
Ketika saya menikahi Yasmin, banyak teman-teman yang memberi masukan begini, sama-sama menikah dengan gadis Mesir, kenapa tidak mencari mahasiswi Al Azhar yang hafal Al Quran, salehah, dan berjilbab. Itu lebih selamat dari pada dengan YAsmin yang awam pengetahuan agamanya. Tetpai saya tetap teguh untuk menikahinya. Dengan biaya yang tinggi saya berhasil menikahi YAsmin. Yasmin menuntut diberi sesuatu yang lebih dari gadis Mesir.
Perabot rumah yang mewah, menginap di hotel berbintang. Begitu selesai S1 saya kembali ke Medan, saya minta agar asset yang di Mesir dijual untuk modal di Indonesia. KAmi langsung membeli rumah yang cukup mewah di kota Medan. Tahun-tahun pertama hidup kami berjalan baik, setiap tahunnya Yasmin mengajak ke Mesir menengok orang tuanya. Aku masih bisa memenuhi semua yang diinginkan Yasmin. Hidup terus berjalan, biaya hidup semakin nambah, anak kami yang ketiga lahir, tetapi pemasukan tidak bertambah. Saya minta Yasmin untuk berhemat. Tidak setiap tahun tetapi tiga tahun sekali YAsmin tidak bisa.
Aku mati-matian berbisnis, demi keinginan Yasmin dan anak-anak terpenuhi. Sawah terakhir milik Ayah saya jual untuk modal. Dalam diri saya mulai muncul penyesalan. Setiap kali saya melihat teman-teman alumni Mesir yang hidup dengan tenang dan damai dengan istrinya. Bisa mengamalkan ilmu dan bisa berdakwah dengan baik. Dicintai masyarakat. Saya tidak mendapatkan apa yang mereka dapatkan. Jika saya pengin rending, saya harus ke warung. Yasmin tidak mau tahu dengan masakan Indonesia.
Kau tahu sendiri, gadis Mesir biasanya memanggil suaminya dengan namanya. Jika ada sedikit letupan, maka rumah seperti neraka. Puncak penderitaan saya dimulai setahun yang lalu. Usaha saya bangkrut, saya minta YAsmin untuk menjual perhiasannya, tetapi dia tidak mau. Dia malah membandingkan dirinya yang hidup serba kurang dengan sepupunya. Sepupunya mendapat suami orang Mesir.
Saya menyesal meletakkan kecantikan diatas segalanya. Saya telah diperbudak dengan kecantikannya. Mengetahui keadaan saya yang terjepit, ayah dan ibu mengalah. Mereka menjual rumah dan tanah, yang akhirnya mereka tinggal di ruko yang kecil dan sempit. Batin saya menangis. Mereka berharap modal itu cukup untuk merintis bisnis saya yang bangkrut. Bisnis saya mulai bangkit, Yasmin mulai berulah, dia mengajak ke Mesir. Waktu di Mesir itulah puncak tragedy yang menyakitkan. “Aku menyesal menikah dengan orang Indonesia, aku minta kau ceraikan aku, aku tidak bisa bahagia kecuali dengan lelaki Mesir”. Kata Yasmin yang bagaikan geledek menyambar. Lalu tanpa dosa dia bercerita bahwa tadi di KBRI dia bertemu dengan temannya. Teman lamanya itu sudah jadi bisnisman, dan istrinya sudah meninggal.
Yasmin diajak makan siang, dan dilanjutkan dengan perselingkuhan. Aku pukul dia karena tak bisa menahan diri. Atas tindakan itu saya dilaporkan ke polisi. Yang menyakitkan adalah tak satupun keluarganya yang membelaku. Rupanya selama ini Yasmin sering mengirim surat yang berisi berita bohong. Sejak saat itu saya mengalami depresi. Dua bulan yang lalu saya mendapat surat cerai dari Mesir sekaligus mendapat salinan surat nikah Yasmin dengan temannya. Hati saya sangat sakit, ketika si sulung menggigau meminta ibunya pulang”.
Mendengar cerita Pak Qulyubi membuatku terisak-isak. Perjalanan hidupnya menyadarkanku. Aku teringat Raihana. Perlahan wajahnya terbayang dimataku, tak terasa sudah dua bualn aku berpisah dengannya. Tiba-tiba ada kerinduan yang menyelinap dihati. Dia istri yang sangat shalehah. Tidak pernah meminta apapun. Bahkan yang keluar adalah pengabdian dan pengorbanan. Hanya karena kemurahan Allah aku mendapatkan istri seperti dia. Meskipun hatiku belum terbuka lebar, tetapi wajah Raihana telah menyala didindingnya. Apa yang sedang dilakukan Raihana sekarang? Bagaimana kandungannya? Sudah delapan bulan. Sebentar lagi melahirkan. Aku jadi teringat pesannya. Dia ingin agar aku mencairkan tabungannya.
Pulang dari pelatihan, aku menyempatkan ke toko baju muslim, aku ingin membelikannya untuk Raihana, juga daster, dan pakaian bayi. Aku ingin memberikan kejutan, agar dia tersenyum menyambut kedatanganku. Aku tidak langsung ke rumah mertua, tetapi ke kontrakan untuk mengambil uang tabungan, yang disimpan dibawah bantal.
Dibawah kasur itu kutemukan kertas merah jambu. Hatiku berdesir, darahku terkesiap. Surat cinta siapa ini, rasanya aku belum pernah membuat surat cinta untuk istriku. Jangan-jangan ini surat cinta istriku dengan lelaki lain. Gila! Jangan-jangan istriku “serong”?.
Dengan rasa takut kubaca surat itu satu persatu. Dan Rabbi ternyata surat-surat itu adalah ungkapan hati Raihana yang selama ini aku zhalimi. Ia menulis, betapa ia mati-matian mencintaiku, meredam rindunya akan belaianku. Ia menguatkan diri untuk menahan nestapa dan derita yang luar biasa. Hanya Allah lah tempat ia meratap melabuhkan dukanya. Dan ya… Allah, ia tetap setia memanjatkan doa untuk kebaikan suaminya. Dan betapa dia ingin hadirnya cinta sejati dariku.
“Rabbi dengan penuh kesyukuran, hamba bersimpuh dihadapan-Mu. Lakal hamdu ya Rabb. Telah muliakan hamba dengan Al Quran. Kalaulah bukan karena karunia-Mu yang agung ini, niscaya hamba sudah terperosok kedalam jurang kenistaan. Ya Rabbi, curahkan tambahan kesabaran dalam diri hamba” tulis Raihana.
Dalam akhir tulisannya Raihana berdoa “Ya Allah inilah hamba-Mu yang kerdil penuh noda dan dosa kembali datang mengetuk pintumu, melabuhkan derita jiwa ini kehadirat-Mu. Ya Allah sudah tujuh bulan ini hamba-Mu ini hamil penuh derita dan kepayahan. Namun kenapa begitu tega suami hamba tak mempedulikanku dan menelantarkanku. Masih kurang apa rasa cinta hamba padanya. Masih kurang apa kesetiaanku padanya. Masih kurang apa baktiku padanya? Ya Allah, jika memang masih ada yang kurang, ilhamkanlah pada hamba-Mu ini cara berakhlak yang lebih mulia lagi pada suamiku. Ya Allah, dengan rahmatMu hamba mohon jangan murkai dia karena kelalaiannya. Cukup hamba saja yang menderita. Maafkanlah dia, dengan penuh cinta hamba masih tetap menyayanginya. Ya Allah berilah hamba kekuatan untuk tetap berbakti dan memuliakannya. Ya Allah, Engkau maha Tahu bahwa hamba sangat mencintainya karena-Mu. Sampaikanlah rasa cinta ini kepadanya dengan cara-Mu. Tegurlah dia dengan teguran-Mu. Ya Allah dengarkanlah doa hamba-Mu ini. Tiada Tuhan yang layak disembah kecuali Engkau, Maha Suci Engkau”.
Tak terasa air mataku mengalir, dadaku terasa sesak oleh rasa haru yang luar biasa. Tangisku meledak. Dalam tangisku semua kebaikan Raihana terbayang. Wajahnya yang baby face dan teduh, pengorbanan dan pengabdiannya yang tiada putusnya, suaranya yang lembut, tanganya yang halus bersimpuh memeluk kakiku, semuanya terbayang mengalirkan perasaan haru dan cinta.
Dalam keharuan terasa ada angina sejuk yang turun dari langit dan merasuk dalam jiwaku. Seketika itu pesona Cleopatra telah memudar berganti cinta Raihana yang datang di hati. Rasa sayang dan cinta pada Raihan tiba-tiba begitu kuat mengakar dalam hatiku. Cahaya Raihana terus berkilat-kilat dimata. Aku tiba-tiba begitu merindukannya. Segera kukejar waktu untuk membagi cintaku dengan Raihana. Kukebut kendaraanku. Kupacu kencang seiring dengan air mataku yang menetes sepanjang jalan. Begitu sampai di halaman rumah mertua, nyaris tangisku meledak. Kutahan dengan nafas panjang dan kuusap air mataku.
Melihat kedatanganku, ibu mertuaku memelukku dan menangis tersedu-sedu. Aku jadi heran dan ikut menangis. “Mana Raihana Bu?”. Ibu mertua hanya menangis dan menangis. Aku terus bertanya apa sebenarnya yang telah terjadi.
“Raihana… istrimu..istrimu dan anakmu yang dikandungnya”.
“Ada apa dengan dia”.
“Dia telah tiada”.
“Ibu berkata apa!”.
“Istrimu telah meninggal seminggu yang lalu. Dia terjatuh di kamar mandi. Kami membawanya ke rumah sakit. Dia dan bayinya tidak selamat. Sebelum meninggal, dia berpesan untuk memintakan maaf atas segala kekurangan dan kekhilafannya selama menyertaimu. Dia meminta maaf karena tidak bisa membuatmu bahagia. Dia meminta maaf telah dengan tidak sengaja membuatmu menderita. Dia minta kau meridhionya”.
Hatiku bergetar hebat. “Ke…. kenapa ibu tidak memberi kabar padaku?”. “Ketika Raihana dibawa ke rumah sakit, aku telah mengutus seseorang untuk menjemputmu di rumah kontrakan, tapi kamu tidak ada. Dihubungi ke kampus katanya kamu sedang mengikuti pelatihan. Kami tidak ingin mengganggumu. Apalagi Raihana berpesan agar kami tidak mengganggu ketenanganmu selama pelatihan. Dan ketika Raihana meninggal kami sangat sedih, Jadi maafkanlah kami”.
Aku menangis tersedu-sedu. Hatiku pilu. Jiwaku remuk. Ketika aku merasakan cinta Raihana, dia telah tiada. Ketika aku ingin menebus dosaku, dia telah meninggalkanku. Ketika aku ingin memuliakannya dia telah tiada. Dia telah meninggalkan aku tanpa memberi kesempatan padaku untuk sekedar minta maaf dan tersenyum padanya. Tuhan telah menghukumku dengan penyesalan dan perasaan bersalah tiada terkira.
Ibu mertua mengajakku ke sebuah gundukan tanah yang masih baru dikuburan pinggir desa. Diatas gundukan itu ada dua buah batu nisan. Nama dan hari wafat Raihana tertulis disana. Aku tak kuat menahan rasa cinta, haru, rindu dan penyesalan yang luar biasa. Aku ingin Raihana hidup kembali.
Dunia tiba-tiba gelap semua…..
Sumber : Buku “Pudarnya Pesona Cleopatra” (Novel Psikologi Islam Pembangun Jiwa)
Karya: Habiburrahman El Shirazy (Penulis Novel best seller Ayat-ayat Cinta)
***
Penyesalan tiada guna. Semoga semakin menggugah jiwa untuk mencintai pasangan hidup sepenuh hati segenap jiwa.
Wednesday, June 1, 2011
Botol Susu Bikin Gigi Bayi Rusak
Liputan6.com, New Delhi: Belakangan ini kasus kerusakan gigi pada bayi telah meningkat secara dramatis dan yang paling parah terjadi di Australia. Menurut Children's Hospital di Westmead, satu-satunya penyebab kerusakan gigi bayi adalah menyusui dengan botol.
Kepala Rumah Sakit Layanan Kesehatan Gigi, Profesor Richard Widmer, membenarkan jika menyusui dengan botol bisa merusakkan gigi, Senin (21/3).
Lalu bagaimana botol bisa menyebabkan gigi bayi rusak? Salah satu kesimpulannya adalah dengan menyalahkan botol susu. Namun kenyataannya botol bayi bukanlah penyebab kerusakan gigi bayi. Penyebab utamanya adalah minuman manis yang terus menerus di dalam mulut.
Sebagian besar waktu bayi tidur dengan botol di mulutnya. Kandungan gula dari minuman ini jika ada dalam waktu yang lama di dalam mulut bayi akan mendorong meningkatnya konsentrasi bakteri.
Bakteri ini yang perlahan-lahan menyerang gigi dan mengikis enamel. Lubang-lubang kecil di gigi ini diciptakan bakteri dan menyebabkan kerusakan gigi seperti copotnya gigi lebih awal. Gigi atas depan biasanya yang terkena dampak yang terburuk.
Kerusakan gigi bayi inilah yang dapat menjadi salah satu masalah utama untuk pertumbuhan gigi lebih lanjut di masa depan.
Berikut cara mencegah kerusakan gigi akibat botol bayi:
1. Air: Setiap kali dia minum susu atau jus, pastikan untuk memberinya cukup air untuk mencuci dari sisa-sisa makanan. Ini akan mencegah konsentrasi bakteri mulut.
2. Bersihkan gigi: Setelah dia telah mengonsumsi minuman manis, seka mulutnya dengan kain bersih basah atau sikat gigi bayi.
3. Minum dengan makan: Pastikan untuk memberinya minuman berkadar gula bersama dengan makanan. Ini tidak memungkinkan bakteri menempel pada gigi. Banyak sayuran hijau akan menjadi agen yang baik untuk menjaga gigi bersih dan sehat.
4. Minum susu saat tidur: Hindari memberikan anak botol bayi pada waktu tidur. Dia tidak harus tidur dengan botol di mulutnya. Jika ia memiliki kebiasaan itu, ganti minuman manis dengan air.
Sumber: http://kesehatan.liputan6.com
Anemia (Kurang Hemoglobin)
Anemia adalah penyakit yang disebabkan oleh kurangnya hemoglobin atau butir-butir darah merah pada tubuh penderita. Darah normal terdiri atas 40-45% butir-butir darah merah dan 55-60% plasma darah. Dari setiap 100 ml darah biasanya terdapat 12,5-16 hemoglobin. Biasanya, di dalam setiap 1 ml kubik darah terdapat 4500000-5500000 sel-sel darah merah. Apabila darah merah seseorang kurang dari jumlah yang terendah tersebut, orang tersebut tergolong berpenyakit anemia.
Ditinjau dari segi makanan, penyakit anemia disebabkan oleh kebiasaan memakan makanan yang kalsium dan atom-atom lainnya telah rusak, seperti makanan kemasan dalam kaleng, tepung, dan susu yang dimasak pada suhu 70 derajat C atau telah dipasteurisasi.
Resep Jus:
Ditinjau dari segi makanan, penyakit anemia disebabkan oleh kebiasaan memakan makanan yang kalsium dan atom-atom lainnya telah rusak, seperti makanan kemasan dalam kaleng, tepung, dan susu yang dimasak pada suhu 70 derajat C atau telah dipasteurisasi.
Resep Jus:
- Pagi : Wortel 1 gelas dan bayam 1/2 gelas.
- Siang: Wortel 1 gelas dan kelapa 1/4 gelas.
- Sore: Wortel 1 gelas, bayam 1/3 gelas, dan celery 1/2 gelas.
- Malam: Wortel 1 gelas, beet 1/3 gelas, dan timun 1/3 gelas.
Subscribe to:
Posts (Atom)