Tuesday, July 19, 2011

Membiasakan Mengaji pada Balita


KELUARGA PENGHAFAL ALQURAN
Membiasakan Anak Mengaji Sejak Umur 3 Tahun
* Dalam Kesibukan, Wiwi Ajarkan 10 Anaknya Menghafal Alquran


MEMILIKI anak saleh merupakan dambaan kaum muslimin. Pasalnya, anak saleh merupakan satu dari tiga pahala, selain amal ibadah dan ilmu yang bermanfaat yang melekat, hingga seseorang meninggal. Dari doa anak saleh inilah akan mengalir pahala yang tidak ada putusnya bagi orangtua.

Untuk itu, jika melihat anak-anak keluarga pasangan H Mutammimul Ula SH dan Dra Hj Wirianingsih ini tak salah bila sebutan anak saleh melekat pada kesepuluh anak mereka. Betapa tidak, semua anak mereka sudah hafal Alquran. Bahkan enam anaknya sudah hafal 30 juz dan empat lainnya sudah hafal empat hingga 25 juz.

Kesan luar biasa makin melekat karena pasangan ini merupakan orang sibuk. Banyak aktivitas yang dilakukan Wiwi, panggilan akrab Wirianingsih, maupun suaminya. Bukan hanya dalam kaitan pekerjaan, tapi juga organisasi hingga dakwah yang sering mereka lakukan. Betapapun kesibukan mereka ternyata tidak menghalangi pasangan ini untuk mendidik anak sesuai dengan akidah yang mereka yakini.

Saat mahasiswa, ibu sebelas anak ini sudah aktif di organisasi kemahasiswaan. Wiwi juga menjadi Direktur PGTKI BIK (1997sekarang), Ketua Umum PP Salimah (2005-2010), Ketua Umum ASA Indonesia (2006-sekarang), Ketua Umum Yayasan Humairo (1996sekarang) dan Presidium Badan Musyawarah Organisasi Islam Wanita Indonesia yang beranggotakan 32 ormas muslimah.

Pengalaman inilah yang membuat ratusan kaum hawa dari Forum Komunikasi Majelis Taklim Ibu-ibu (FK MTI) se-Riung Bandung berdecak kagum. Mereka menyimak tausiah Wiwi saat tablig akbar dalam rangka Milad ke 14 FK MTI di Masjid Al Hikmah Jalan Riung Hegar, perumahan Riung Bandung, Minggu (22/5).

"Semua yang saya lakukan tidak instan. Semua melalui proses dan perencanaan. Sejak nikah, saya dan suami sudah punya visi yang jelas untuk menjadi keluarga yang baik dan selalu diupayakan sampai sekarang," ujar Wiwi menjawab pertanyaan seorang ibu yang penasaran cara mendidik anak mereka.

Wiwi menuturkan, proses yang ia jalani adalah dengan mengondisikan suasana rumah agar sesuai visinya. Ia dan suami selalu mengaji bersama dan mengajarkan anaknya mengaji. Wiwi mengaku setiap anak, rata-rata sudah diajarkan mengaji ketika usianya tiga tahun.

Wiwi dan suami juga selalu membaca dan mendiskusikan berbagai hal di ruang baca yang mereka miliki. Di sinilah ia dan semua anaknya berbaur dan membicarakan berbagai hal, termasuk mengaji dan ilmu pengetahuan.

"Saya yakin lingkungan memberi pengaruh kepada karakter seseorang. Untuk itulah, kami mengondisikan suasana rumah agar semua anggota keluarga berbaur dan terlibat membicarakan berbagai masalah," ujar lulusan S1 Fikom Unpad dan S2 Psikologi Islam UI ini.

Mengenai metoda yang diajarkan, Wiwi tidak memiliki cara yang khusus. Hampir semua sama yakni menggunakan metode Iqro dan Qiroati seperti yang sudah dikenal. Ia pun sering menggunakan cara seperti yang dilakukan ibunya dulu ketika mengajarkan mengaji.

"Saya masih ingat ibu saya ketika mengajarkan lafal huruf "qof" dan "kaf". Saat itu umur saya sekitar tiga tahun dan itu sangat membekas di benak saya. Saya juga selalu ingat kisahkisah Nabi dan sahabat Nabi yang luar biasa. Hal itu pula yang saya ajarkan pada anak-anak agar bisa terus membekas hingga dewasa," ujar ibu kelahiran Jakarta, 11 September 1962 ini.

Selain itu, pada tujuh tahun awal pernikahan, mereka tidak memiliki televisi. Hal ini membuat anak-anak terbiasa mendengar murottal Wiwi dan suaminya. Ini kemudian dipertegas lagi dengan pengajaran dari suaminya untuk menguatkan hafalan bagi anak-anaknya.

Alhasil saat ini sepuluh anaknya sudah hafal Alquran. Mereka adalah Afzalurrahman (25) yang hafal Alquran sejak usia 13 tahun, Faris Jihady Hanifa (24) hafal Alquran sejak 10 tahun, Maryam Qonitat, (22) hafal Alquran sejak 16 tahun, Scientia Afifah (21) hafal Alquran, Ahmad Rosikh Ilmi (19) hafal Alquran. Lalu ada Ismail Ghulam Halim (17) hafal Alquran, Yusuf Zain Hakim (16) hafal lebih dari 25 juz, Muh Saihul Basyir (15) hafal 25 juz. Sementara anak kesembilan, Hadi Sabila Rosyad (13) sudah hafal lebih dari lima juz Alquran, dan Himmaty Musyassarah, 11 tahun sudah hafal empat juz. Seorang lagi, Hasna, wafat pada usia 3 tahun 7 bulan, pada Juli 2006 lalu.

"Memang tidak mudah. Butuh komitmen dan istiqamah untuk mencapainya. Semua itu dipengaruhi pendidikan, pengalaman di masa lalu dan lingkungan tempat kita berada. Ini merupakan karunia Allah SWT kepada saya dan keluarga," ujar Wiwi. (*)
Sumber : Tribun Jabar